KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk melihat secercah harapan, setelah tahun yang penuh tantangan. Sampai dengan kuartal III 2021, emiten konstruksi plat merah itu berhasil mencatatkan laba bersih Rp 252,71 miliar dari sebelumnya membukukan rugi bersih sebesar Rp 2,63 triliun. Analis RHB Sekuritas, Andrey Wijaya menjelaskan prospek WSKT kian membaik usai perusahaan merestrukturisasi utangnya sebesar Rp 29,2 triliun, memperpanjang jatuh tempo hingga Desember 2026 dengan tingkat bunga yang lebih rendah sebesar 5,5% per tahun. Dia melihat, pasca restrukturisasi, arus kas dan modal kerja WSKT kemungkinan akan lebih kuat, sehingga memudahkan pembiayaan proyek konstruksi. "Biaya pembiayaan juga berkurang dari tingkat bunga yang lebih rendah, yang sebelumnya 8,75%-9%," ujarnya melalui riset yang diberikan kepada Kontan.co.id, Senin (22/11).
Perusahaan juga mengharapkan dana Rp 11,9 triliun dari penerbitan hak atas 24,56 miliar saham seri B, yang telah disetujui pada RUPSLB beberapa waktu lalu. Sebesar Rp 7,9 triliun akan berasal dari penyertaan modal negara dan sisanya dari investor lain.
Baca Juga: Mirae Asset pertahankan rekomendasi beli untuk Aneka Tambang (ANTM), simak ulasannya Nah, RHB Sekuritas melihat dengan asumsi 24,56 miliar saham baru akan diterbitkan dengan target dana Rp 11,9 triliun, harga pelaksanaan
rights issue adalah sekitar Rp 484 per saham. "Penerimaan kas dari
rights issue akan memperkuat kapasitas pembiayaan proyek perusahaan, apalagi pada tahun 2022 diharapkan dapat menerima lagi Rp 3 triliun dari Penyertaan Modal Negara (PMN)," bebernya. WSKT juga sedang dalam proses penerbitan Obligasi III untuk mengumpulkan Rp 2,6triliun. Adapun dananya akan dialokasikan untuk membayar Obligasi Berkelanjutan II dan III yang akan jatuh tempo sebesar Rp 1,6 triliun dan sisanya untuk proyek Kapal Betung. Menurutnya, penerbitan obligasi baru memiliki kupon yang lebih rendah sebesar 6,1%-6,8%. Di sisi lain, manajemen menargetkan divestasi tol Cibitung-Tanjung Priuk selesai Oktober, yang mana WSKT menguasai 55% saham. "Dari transaksi ini, kami mengharapkan dekonsolidasi utang, yang akan menurunkan
leverage-nya. Selain itu, ruas Cimanggis-Cibitung yang masih dalam proses uji tuntas diperkirakan transaksi ini dapat dilakukan pada akhir 2021 atau awal 2022," imbuhnya.
Dari sana, RHB Sekuritas meningkatkan
rating WSKT dari netral menjadi
trading buy dengan target harga Rp 960 per saham. Pada perdagangan Senin (22/11), saham WSKT ditutup menguat 15 poin atau 1,84% ke level Rp 830 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi