Berhasil membalikkan rugi menjadi laba, ini penjelasan Phapros (PEHA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Phapros Tbk (PEHA) mampu membalikkan keadaan menjadi untung di kuartal I tahun ini. Emiten farmasi pelat merah ini mengantongi laba bersih Rp 7,15 miliar. Kondisi ini berbalik dari kerugian bersih hingga Rp 13,84 miliar pada periode yang sama tahun lalu. 

Sekretaris Perusahaan Phapros Zahmilia Akbar menanggapi, laba sepanjang tiga bulan pertama tahun ini tidak terlepas dari kebijakan yang diambil perusahaan sejak ada pandemi Covid-19. "Sejak pandemi melanda pada pertengahan 2020, direksi Phapros telah mengambil kebijakan yang sangat agile (lincah), adaptif, dan inovatif," ungkap dia kepada Kontan.co.id, Jumat (7/5). 

Zahmilia menjelaskan, di bidang pemasaran misalnya, PEHA menggeser portofolio produk dari yang semula mengandalkan sektor perjalanan dengan produk Antimo, menjadi fokus ke produk multivitamin dan produk lain yang berkaitan dengan Covid-19. Di sisi lain, PEHA mengoptimalisasi semua saluran yang bisa digunakan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan kinerja di tengah pandemi, termasuk pemanfaatan e-commerce secara maksimal untuk mendongkrak kinerja produk.


Dua langkah tersebut, lanjutnya, merupakan faktor utama untuk menjawab tersedianya kebutuhan nasional akan produk terkait Covid-19, baik secara promotif, preventif, dan kuratif. "Hal ini terbukti dengan peluncuran beberapa produk terkait Covid-19 tahun lalu. Kami akan kembali menambah pipeline produk tersebut pada 2021 dan ke depannya juga," imbuhnya.

Baca Juga: Phapros (PEHA) bukukan laba Rp 7,15 miliar pada kuartal I 2021

Dia menambahkan, hal yang tidak kalah penting adalah langkah penguatan atas inovasi serta percepatan di divisi riset dan pengembangan atau research and development

Kendati bottom line bertumbuh signifikan, penjualan bersih PEHA di kuartal I 2021 tercatat menurun 1,78% yoy menjadi Rp 225,29 miliar. "Strategi yang kami pasang adalah mendorong performance produk-produk yang bermargin tinggi untuk meningkatkan EBITDA dan net profit," ujar Zahmilia. Ini terbukti dari kinerja laba bersih, serta EBITDA yang mencapai Rp 46,82 miliar atau naik 465% dibandingkan dengan tahun lalu. 

Capaian PEHA sepanjang tiga bulan pertama tahun 2021 ini diakui masih sesuai proyeksi. Bahkan, untuk net profit dan EBITDA melebihi perkiraan manajemen. Oleh karenanya, target PEHA yang membidik pertumbuhan pendapatan dan laba hingga dua digit sepanjang tahun 2021 ini belum akan diubah. 

Adapun ke depan, pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan utama. PEHA akan terus menyusun strategi inovatif dan lincah untuk menghadapinya. "Kuncinya adalah adaptif," pungkas dia. 

Baca Juga: Emiten farmasi masih punya sentimen positif di tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati