AS Beri Lebih Banyak Bantuan Militer Terbaru untuk Taiwan, China: Amerika Bermain Api



KONTAN.CO.ID - China telah memperingatkan bahwa Amerika Serikat telah bermain api seiring langkah  Washington yang mengumumkan lebih banyak bantuan militer dan penjualan senjata ke Taiwan.

Al Jazeera melaporkan, sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China pada hari Minggu (22/12/2024) mendesak AS untuk menghentikan langkah-langkah berbahaya yang merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

China, yang telah meningkatkan tekanan politik dan militer terhadap Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, telah berulang kali menyerukan agar AS berhenti mengirim senjata dan bantuan ke Taiwan, yang diklaim Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.


AS tidak secara resmi mengakui Taiwan secara diplomatis. Tetapi AS adalah sekutu strategis dan pemasok senjata terbesar bagi pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.

Pada hari Jumat, Gedung Putih mengatakan bahwa pemerintahan Biden yang akan berakhir telah mengesahkan bantuan pertahanan hingga US$ 571,3 juta untuk Taiwan. 

Meskipun pernyataan Gedung Putih tidak memberikan rincian paket tersebut, pernyataan itu muncul kurang dari tiga bulan setelah bantuan sebesar US$ 567 juta diumumkan.

"Langkah ini sangat melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan Tiongkok," kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok, seraya menambahkan bahwa pihaknya "menentang keras tindakan ini". 

Baca Juga: Biden Setujui Dukungan Pertahanan Senilai US$ 571 Juta Untuk Taiwan

"Tiongkok telah mengajukan pernyataan tegas kepada AS pada kesempatan paling awal," imbuhnya.

Kantor Urusan Taiwan Tiongkok mengatakan tindakan AS tersebut "bertentangan dengan komitmen serius para pemimpinnya" untuk tidak mendukung "kemerdekaan Taiwan".

"Kami menuntut agar AS segera menghentikan persenjataan Taiwan dan menangani masalah Taiwan dengan sangat hati-hati," kata juru bicara kantor Tiongkok Zhu Fenglian, menurut penyiar negara CCTV.

Pada bulan Oktober, AS menyetujui penjualan senjata senilai US$ 2 miliar ke Taiwan, termasuk pengiriman pertama sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara yang canggih, yang memicu kritik Tiongkok dan latihan perang oleh tentaranya di sekitar Taiwan.

Taiwan awal bulan ini menuntut agar Tiongkok mengakhiri aktivitas militernya yang sedang berlangsung di perairan terdekat, yang menurutnya merusak perdamaian dan stabilitas serta mengganggu pengiriman dan perdagangan internasional.

Tonton: Tidak Ada Aktivitas Militer, Tiongkok Tegaskan Tidak Akan Melunak pada Taiwan

Presiden terpilih AS Donald Trump mengatakan dia tidak akan berkomitmen untuk membela Taiwan jika China menginvasi selama masa jabatannya. 

Trump juga mengatakan Taiwan harus membayar AS karena membelanya dari China, menyamakan hubungan tersebut dengan asuransi.

Selanjutnya: Dukung Transisi Energi, SMBC Indonesia Gandeng SUN Energi Beri Pembiayaan US$ 10 Juta

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian Hari Ini 23 Desember, Antam dan UBS Kompak Mager

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie