KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Mayora Indah Tbk (
MYOR) pada kuartal I-2020 diproyeksi bakal lebih baik dibanding tahun lalu. Penyebabnya, adanya pertumbuhan permintaan khususnya jelang Ramadan dan pemulihan ekspor ke Filipina setelah
lockdown dibuka. Maybank Kim Eng Sekuritas memprediksi, pendapatan
MYOR di periode Januari-Maret 2021 bisa mencapai Rp 6,9 triliun. Alhasil, Maybank Kim Eng memberi rekomendasi beli bagi saham
MYOR. Adapun target harga MYOR ada di level Rp 3.800. Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Willy Goutama menjelaskan, pertumbuhan permintaan untuk produk
MYOR sejalan dengan peluncuran lima produk baru yang dilakukan perusahaan.
Adapun produk baru yang diluncurkan yakni biskuit Roma Kelapa Cream Cokelat, Roma Sandwich, kopi Gilus Mix varian rasa nangka, serta Tora Flavacino Orange dengan rasa jeruk segar. "Kami pikir ini akan berdampak positif pada margin kotor. Analisis kami menunjukkan bahwa ada kenaikan 100 bps pada margin kotor
MYOR, estimasi EPS 2021 akan naik sebesar 8,7%," tulis Willy. Dari sana, Maybank memperkirakan pendapatan
MYOR di kuartal I-2021 akan sejalan dengan proyeksinya. Hal itu dikarenakan permintaan yang kuat dari domestik jelang Lebaran dan pajak penghasil yang lebih rendah menjadi 22% dibandingkan kuartal I-2020 sebesar 26,4%. Selain itu, pemulihan ekonomi usai
lockdown di Filipina akan menyebabkan konsumsi yang lebih tinggi. Alhasil, ekspor MYOR , anggota indeks
Kompas100 ini, di kuartal I-2021 bisa tumbuh.
Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) merilis varian baru produk makanan dan minuman "Oleh karena itu, kami memperkirakan total penjualan kuartal I-2021 tumbuh 30% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 6,9 triliun. Ini akan mencapai 24% dari perkiraan penjualan 2021 kami, sejalan dengan tren historis tiga tahun di 23%," jelasnya. Sepanjang tahun ini, Willy melihat proporsi penjualan MYOR juga akan seimbang antara domestik dan luar negeri. Masing-masing berkontribusi 56% dan 44% dari proyeksi 2021. Menurutnya, eksposur yang ter diversifikasi ini membatasi ketergantungan pada satu pasar dan pihaknya yakin ini memberikan
MYOR visibilitas yang lebih tinggi dalam hal pertumbuhan penjualan.
"Sepanjang 2021, kami memperkirakan penjualan akan pulih dan tumbuh 18% yoy, menyusul penurunan 2% yoy di 2020," lanjutnya. Hanya saja, risiko penurunan tetap ada. Yang utama datang dari pertumbuhan penjualan yang lebih rendah dari perkiraan, kompresi margin EBIT dari pengeluaran A&P yang tinggi untuk mempertahankan pangsa pasar, dan depresiasi rupiah yang signifikan. Pada akhir perdagangan Kamis (22/4), saham MYOR ditutup melemah 0,40% ke level Rp 2.490 per saham
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari