Berikut hal-hal yang harus diperhatikan ibu hamil penderita Covid-19



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Paparan virus corona bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali para ibu hamil. Hal itu karena ibu hamil memiliki sistem imunitas tubuh yang rendah, sehingga Covid-19 bisa menyerang kapan pun.

dr Evert Pangkahila, MBiomed, SpOG(K)-KFM, Spesialis Kandungan, Konsultan Fetomaternal mengatakan, ibu hamil memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami gejala Covid-19 sedang atau berat, terlebih bagi mereka yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid. Namun demikian, sebenarnya tidak ada treatment khusus yang hanya diperuntukkan untuk ibu hamil saja. Sehingga pada prinsipnya ibu hamil memiliki cara penanganan yang sama dengan pasien non ibu hamil.

"Ibu hamil tanpa gejala (asimptomatis) atau dengan gejala ringan bisa melakukan isolasi mandiri dan pemantauan. Untuk kriteria ringan sebaiknya ditentukan atau dikonsultasikan dengan tenaga kesehatan," kata Evert saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (22/7).


Selain itu, pemantauan gejala, suhu, dan saturasi (dengan pulse oxymetri) harus dilakukan setiap hari secara berkala. Dan apabila ada perburukan keluhan, ibu hamil harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.

Baca Juga: Perbedaan gejala Covid-19 varian Wuhan, Beta, Delta

"Seperti keluhan saturasi oksigen < 95, sesak nafas, nyeri dada, demam terus menerus, mual, muntah atau diare berat, kontraksi persalinan, gerak anak menurun, perdarahan pervagina, nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran, kejang," kata Evert.

Meskipun begitu, Evert menyebut bahwa lebih dari 90% ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 dapat sembuh tanpa membutuhkan rawat inap.

Soal pemberian obat bagi pasien Covid-19 yang sedang hamil, Evert bilang, obat-obatan isolasi mandiri pada umumnya aman diberikan pada kehamilan. Seperti misalnya, obat demam, obat batuk (sesuai petunjuk dokter), vitamin C dan D dapat dikonsumsi. Namun untuk obat-obatan antivitus, harus diberikan sesuai indikasi dan dengan resep dokter.

"Karena pemilihan obat antivirus pada kehamilan harus disesuaikan," ujar dia.

Dia berujar, infeksi Covid-19 dalam kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur, preeclampsia (hipertensi dalam kehamilan), dan berat badan bayi lahir rendah. Hal ini terutama ditemukan paling tinggi risikonya pada Covid dengan gejala berat.

Sementara untuk penularan virus korona dari ibu ke bayi di dalam kandungan, sampai saat ini belum dapat dibuktikan, dan belum ditemukan hubungannya dengan kejadian kelainan bawaan bayi, meskipun data yang ada dapat dikatakan terbatas.

"Komplikasi pada bayi tentunya berkaitan dengan derajat keparahan penyakit pada ibu. Untuk efek jangka panjang tentu datanya masih sangat terbatas, mengingat Covid-19 baru ditemukan akhir 2019. Artinya belum cukup data untuk menyimpulkan apa efek jangka panjang bagi bayi apabila selama kehamilan ibu terinfeksi Covid-19," imbuh Evert.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Gejala mirip, ini cara membedakan sakit Covid-19 dengan tipes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat