KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Janji Jokowi pada Pemilu 2014 untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi mencapai 7% rupanya tidak terealisasi. Meskipun terus meningkat, sepanjang 2015-2018 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya dikisaran 4,88% hingga 5,17%. Lima tahun silam, Jokowi-Jusuf Kalla (JK) optimistis pertumbuhan ekonomi bisa tembus 7% asal memperhatikan investasi, regulasi dan pembangunan industri. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat debat pada April 2014 silam. Saat itu, Jokowi berjanji untuk mempermudah perizinan khususnya untuk usaha. Tujuannya untuk menarik para investor baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, simplifikasi regulasi juga dimaksudkan untuk mendorong pengembangan ekspor berbasis industri.
Untuk mewujudkan nawacitanya, Jokowi-JK sepanjang memerintah pada periode I menelurkan paket kebijakan ekonomi (PKE). Pada kuartal IV-2018, pemerintah menelurkan PKE XVI yang merupakan paket terakhir dari seluruh rangkaian. Perubahan dalam PKE tersebut antara lain memperluas penerapan insentif bagi peletakan devisa hasil ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) di dalam negeri. Upaya nyata lainnya, Pemerintahan Jokowi-JK selama ini juga fokus pada pembangunan infrastruktur antara lain untuk tujuan konektivitas, ketahanan pangan, maupun telekomunikasi. Selain itu pemerintah juga banyak menggelontorkan insentif bagi dunia usaha seperti tax holiday dan tax allowance. Pun dari sisi kemudahan berusaha, pada 2018 pemerintah juga telah menerapkan online single submission (OSS) untuk mempermudah izin berusaha.