KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia ke level 4,75% diharapkan dapat meredam gejolak nilai tukar rupiah yang belakangan bergerak liar. Tren kenaikan suku bunga acuan juga berpotensi memoles imbal hasil sejumlah instrumen seperti deposito, obligasi, maupun reksadana pendapatan tetap dan pasar uang sebagai instrumen turunannya. Momentum ini juga dapat menjadi peluang bagi investor memilah kembali instrumen investasi andalannya. Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menilai, kenaikan suku bunga acuan BI berpotensi meningkatkan performa obligasi, baik besutan pemerintah maupun korporasi. Dengan catatan, kondisi nilai tukar rupiah bisa lebih stabil. Untuk itu, Farash berpendapat, investor yang memiliki toleransi terbatas terhadap volatilitas dan horizon investasinya pendek hingga menengah, ada baiknya berinvestasi di reksadana pendapatan tetap yang membagikan dividen secara reguler.
Berikut instrumen yang layak dicermati saat tren suku bunga naik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia ke level 4,75% diharapkan dapat meredam gejolak nilai tukar rupiah yang belakangan bergerak liar. Tren kenaikan suku bunga acuan juga berpotensi memoles imbal hasil sejumlah instrumen seperti deposito, obligasi, maupun reksadana pendapatan tetap dan pasar uang sebagai instrumen turunannya. Momentum ini juga dapat menjadi peluang bagi investor memilah kembali instrumen investasi andalannya. Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menilai, kenaikan suku bunga acuan BI berpotensi meningkatkan performa obligasi, baik besutan pemerintah maupun korporasi. Dengan catatan, kondisi nilai tukar rupiah bisa lebih stabil. Untuk itu, Farash berpendapat, investor yang memiliki toleransi terbatas terhadap volatilitas dan horizon investasinya pendek hingga menengah, ada baiknya berinvestasi di reksadana pendapatan tetap yang membagikan dividen secara reguler.