JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku tak mau ikut campur dalam proses pemilihan wakil gubernur DKI yang baru. Menurut dia, penentuan calon yang nantinya akan diusung merupakan kewenangan partai. "Saya enggak mau ikut-ikutan. Kan itu urusan partai. Tanya ke partai. Karena yang mengajukan harus dari partai, dari PDI Perjuangan. Kok tanyakan ke saya," kata Jokowi, di Balaikota Senin (1/9). Mengenai nama-nama yang saat ini banyak beredar, Jokowi pun enggan menanggapi. Dia menganggap hanya Wakil Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama yang berhak menilai orang yang cocok dengannya. "Tanyakan ke Pak Ahok, yang make bukan saya. Yang make kan Pak Ahok, kok ditanyain ke saya," ujar mantan Wali Kota Solo itu.
Seperti diketahui, saat ini Gubernur Jokowi sudah berstatus sebagai presiden terpilih. Ia direncanakan akan dilantik pada 20 Oktober mendatang. Dengan demikian, ia sudah harus mengundurkan diri dari jabatannya sebelum tanggal tersebut. Apabila Jokowi mengundurkan diri, Ahok, Wagub DKI, secara otomatis akan naik jabatan menjadi gubernur. Untuk mengisi kekosongan jabatan yang ditinggalkan Ahok, PDI-P dan Gerindra akan diminta menyepakati dua nama untuk dimajukan sebagai cawagub DKI. Nantinya, proses pemilihan akan dilakukan oleh semua anggota DPRD. Asal tahu saja, dua partai pengusung Jokowi-Basuki pada Pilkada DKI 2012, yakni PDI Perjuangan dan Gerindra, memiliki hak untuk mengajukan dua nama cawagub kepada DPRD DKI. Kemudian, siapa saja yang disebut-sebut bakal bersaing dalam bursa DKI 2 itu? Boy Bernardi Sadikin, putra sulung mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin ini merupakan calon kuat yang dijagokan oleh anggota DPRD DKI. Pada Pilkada DKI 2012 lalu, Boy merupakan ketua tim sukses pemenangan Jokowi-Basuki. Djarot Saiful Hidayat, Nama Djarot sering diucapkan oleh Ahok ketika ditanya soal calon wagub yang ideal. Menurut Ahok, politisi PDI-P itu telah berhasil menjadi seorang kepala daerah. Djarot merupakan Wali Kota Blitar selama dua periode, 2000-2010.