KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan jantung kini bukan lagi penyakit khas orang lanjut usia. Tak sedikit pria berusia 30-an sudah terkena penyakit yang bisa berakibat fatal ini. Para ahli menyebut beberapa faktor pemicunya. Peningkatan pasien serangan jantung berusia muda terlihat dalam dua dekade terakhir. “Dulu sangat jarang ada pasien berusia kurang dari 40 tahun sakit serangan jantung. Sekarang ini, bahkan ada yang berusia 20-an tahun atau awal 30-an. Berdasarkan apa yang kami lihat, kita berada di arah yang salah,” kata dokter spesialis jantung Ron Blankstein. Ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan penyebab serangan jantung tersebut.
Prosentase anak yang gemuk terus meningkat dan sayangnya berat badan tersebut susah diturunkan saat usia dewasa. Salah satu pemicunya adalah pola makan yang tidak sehat serta kurangnya aktivitas fisik. Kelebihan berat badan tersebut bisa menyebabkan kerja jantung makin berat. Lemak yang menumpuk di area perut juga akan melepaskan zat-zat kimia yang memicu terjadinya peradangan, yang memicu timbunan plak di sekitar arteri sehingga sirkulasi darah tersumbat. Akibatnya adalah serangan jantung.
Baca Juga: Hindari kebiasaan begadang sambil main ponsel, ini risiko bagi kesehatan Memang jumlah perokok secara umum telah menurun, terutama pada pria berusia di atas 50 tahun. Namun, pada kelompok usia 25-44 tahun, jumlahnya tetap, bahkan meningkat. Para ahli menyebut, hanya dibutuhkan sebatang rokok sehari untuk membuat risiko seorang pria terkena penyakit jantung koroner naik 50%. Kebanyakan orang mengira efek buruk rokok dapat ditekan jika mereka mengganti rokoknya dengan vape, padahal rokok elektrik tersebut tidak lebih baik. Kemungkinan terkena penyakit jantung gara-gara merokok vape naik 40% dibanding pada bukan perokok.
Baca Juga: Tips mencegah penyakit jantung bagi pekerja kantoran Setiap generasi menganggap menjalani kehidupan yang penuh tekanan. Namun, data menunjukkan, orang berusia 22-39 tahun merupakan kelompok yang tingkat stresnya paling tinggi. Stres diketahui dapat memperburuk peradangan pada pembuluh darah koroner, yang menyebabkan sumbatan pembuluh darah. Efek lain dari stres adalah peningkatan tekanan darah dan juga kebiasaan buruk seperti mengonsumsi alkohol, makan makanan tidak sehat tanpa dikontrol, hingga malas berolahraga. Stres adalah isu global. Penelitian di 52 negara menunjukkan, orang yang mengalami stres permanen di rumah atau kantor, beresiko dua kali lipat terkena serangan jantung.
Baca Juga: Muda dan rajin olahraga, kok bisa kena serangan jantung? - Abai pada gejala dan risiko serangan jantung
Gejala serangan jantung pada pria berusia 70 tahun tidak akan membuat pria berusia 30 tahun yang juga mengalaminya untuk segera mencari pertolongan medis. Padahal, bisa jadi gejalanya sama, yakni mual dan pusing terus menerus, keluar keringat dingin, atau rasa tertekan di bagian dada. Ini karena pria yang lebih muda itu sangat yakin tak akan terkena serangan jantung. Seorang pria juga harusnya menyadari risikonya untuk terkena serangan jantung, yakni jika ia menderita hipertensi, kadar kolesterol tinggi, kegemukan, menderita diabetes, perokok, jarang berolahraga, mengalami stres, serta tidak menjaga pola makan. Jika kamu memiliki faktor risiko tersebut, periksakan diri ke dokter dan mulailah mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Jika perlu, konsumsi obat untuk mengendalikan tekanan darah atau kadar gula darah.
Baca Juga: Kebiasaan sederhana untuk cegah diabetes tipe 2 Terkena serangan jantung di usia muda bukan berarti setelah sembuh semua akan baik-baik saja. Kemungkinan untuk mengalami serangan kedua akan sama buruknya pada orang berusia lanjut. Jadi, mulailah menjaga kesehatan dengan baik sejak sekarang. Bukankah mencegah lebih baik dari pada menjalani pengobatan. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Penyebab Serangan Jantung pada Pria di Bawah 40 Tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati