KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang delapan bulan pertama di tahun ini, obligasi korporasi berhasil mencatatkan kinerja paling apik. Hal ini tercermin dari kinerja IndoBex Corporate Bond yang naik hingga 7,27% sejak awal tahun hingga akhir Agustus kemarin. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari obligasi negara (4,08%) maupun IHSG (2,86%). Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu menjelaskan, tingginya kinerja instrumen obligasi korporasi didorong oleh kuatnya permintaan obligasi korporasi dari investor yang mencari instrumen investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi daripada imbal hasil obligasi pemerintah. Sementara Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Asset Management Indonesia Ezra Nazula menambahkan, saat ini pasar obligasi memang tengah diselimuti berbagai sentimen positif. Pertama, adalah likuiditas di pasar yang tengah berlimpah. Kedua, keputusan Bank Indonesia (BI) yang tetap melakukan burden sharing juga akan jadi hal positif karena bisa mengurangi pasokan obligasi, sekaligus harga diekspektasikan naik.
Berikut prospek berbagai instrumen investasi pada sisa akhir tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang delapan bulan pertama di tahun ini, obligasi korporasi berhasil mencatatkan kinerja paling apik. Hal ini tercermin dari kinerja IndoBex Corporate Bond yang naik hingga 7,27% sejak awal tahun hingga akhir Agustus kemarin. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari obligasi negara (4,08%) maupun IHSG (2,86%). Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu menjelaskan, tingginya kinerja instrumen obligasi korporasi didorong oleh kuatnya permintaan obligasi korporasi dari investor yang mencari instrumen investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi daripada imbal hasil obligasi pemerintah. Sementara Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Asset Management Indonesia Ezra Nazula menambahkan, saat ini pasar obligasi memang tengah diselimuti berbagai sentimen positif. Pertama, adalah likuiditas di pasar yang tengah berlimpah. Kedua, keputusan Bank Indonesia (BI) yang tetap melakukan burden sharing juga akan jadi hal positif karena bisa mengurangi pasokan obligasi, sekaligus harga diekspektasikan naik.