KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks pasar obligasi IBPA melaju kencang pasca skema burden sharing kembali diteken pemerintah. Berdasarkan data Bloomberg, Indobex Composite di 31 Agustus lalu mencetak rekor tertinggi di harga 327,93. Pada Jumat (3/9), harga Indobex Composite hanya turun tipis di 327,78. Chief Economist Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW), Budi Hikmat mengatakan, skema Burden Sharing yang diambil oleh Pemerintah dan BI mampu memberikan dampak postif. Skema burden sharing ini sejatinya sudah dilakukan dalam dua tahun belakangan. Tapi akhir Agustus lalu, pemerintah memperpanjang aturan ini sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) III antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan BI yang berlaku hingga 31 Desember 2022. Skema burden sharing ini membuat pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sepakat berbagai beban anggaran untuk fokus dalam penanganan pandemi Covid-19. Menurut Budi, langkah ini bisa dibilang inovatif, karena belum ada bank sentral di negara lain yang memberikan quantitative easing tanpa mengambil biaya bunganya.
Berikut rincian efek positif dari skema burden sharing
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks pasar obligasi IBPA melaju kencang pasca skema burden sharing kembali diteken pemerintah. Berdasarkan data Bloomberg, Indobex Composite di 31 Agustus lalu mencetak rekor tertinggi di harga 327,93. Pada Jumat (3/9), harga Indobex Composite hanya turun tipis di 327,78. Chief Economist Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW), Budi Hikmat mengatakan, skema Burden Sharing yang diambil oleh Pemerintah dan BI mampu memberikan dampak postif. Skema burden sharing ini sejatinya sudah dilakukan dalam dua tahun belakangan. Tapi akhir Agustus lalu, pemerintah memperpanjang aturan ini sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) III antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan BI yang berlaku hingga 31 Desember 2022. Skema burden sharing ini membuat pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sepakat berbagai beban anggaran untuk fokus dalam penanganan pandemi Covid-19. Menurut Budi, langkah ini bisa dibilang inovatif, karena belum ada bank sentral di negara lain yang memberikan quantitative easing tanpa mengambil biaya bunganya.