Berikut saham LQ45 pilihan tahun 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jajaran saham berkategori paling likuid, indeks LQ45, berhasil menorehkan pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2017. Indeks LQ45 tumbuh 22,02%. Sementara itu, IHSG naik 19,9% hingga pengujung tahun lalu.

Saham-saham sektor perbankan dan barang konsumsi menjadi pengungkit performa indeks LQ45. Sementara itu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menjadi saham LQ45 dengan return tertinggi, yakni 208%. Lalu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berhasil tumbuh 105% dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sudah mendaki 105% sepanjang tahun lalu.

Aditya Perdana Putra, Analis Semesta Indovest, mengatakan, beberapa bank dalam  BUKU IV mencatatkan kenaikan harga saham dan kinerja keuangan yang baik sepanjang tahun 2017. Alhasil, sektor ini berhasil menjadi pendongkrak indeks.


David Sutyanto, Analis First Asia Capital, mengatakan, ada lima saham utama yang menjadi movers pergerakan LQ45. Saham-saham tersebut yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). 

Dengan bobot kapitalisasi pasar yang besar, kelima saham tersebut memberi kontribusi 51% dari total kenaikan indeks LQ45 di 2017. "Lima saham itu berhasil naik dengan luar biasa," kata David, Selasa (2/1).

Ia bilang, saham-saham LQ45 merupakan salah satu penentu arah pasar. Menurutnya, performa indeks LQ45 mencerminkan investor makin melirik saham-saham dengan fundamental bagus. 

Saham pilihan 2018

Di tahun 2018 ini, sektor perbankan masih akan menjadi unggulan. Terutama, saham-saham perbankan dengan BUKU IV yang kinerja keuangannya masih akan stabil. Ia mencontohkan, saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), BMRI, dan BBRI memiliki prospek kinerja yang menarik. 

Tak hanya itu, masih ada potensi kenaikan dari beberapa sektor saham lainnya, seperti sektor konstruksi, perkebunan, dan properti. Sektor-sektor ini memang kurang mentereng pada tahun lalu, namun, punya ruang pertumbuhan di tahun ini. "Ada pandangan positif dari tiga sektor tersebut. Tetapi investor harus  tetap melihat kinerja keuangannya," kata Aditya. 

Aditya juga mengatakan, ketiga sektor ini akan turut mempengaruhi kinerja saham-saham LQ45. Di sektor konstruksi, Aditya memilih saham PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). 

Lalu di sektor perkebunan, saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) menjadi pilihan utama. Menurut Aditya, saham sektor perkebunan akan terdorong dari harga crude palm oil (CPO) yang membaik.

Sementara itu, di sektor properti, Aditya menjagokan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Aditya mengingatkan, untuk memaksimalkan imbal hasil, investor harus tetap melakukan diversifikasi portofolio pada tahun ini

David menambahkan, dengan peralihan daya beli investor lokal dan potensi kembalinya investor asing ke pasar saham, saham-saham likuid dengan fundamental baik, masih bisa menjadi pilihan utama.

David merekomendasikan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan target harga Rp 2.300 per saham dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 3.400 pada tahun ini.

Selain itu, David juga merekomendasikan saham media yang akan terdongkrak momentum tahun politik, seperti PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dengan target harga Rp 1.800 per saham dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dengan target harga Rp 3.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati