KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana saham mulai memperlihatkan kebangkitan di awal semester kedua 2023. Pada bulan Juli tahun ini, Infovesta 90 Equity Fund Index mencatatkan kinerja paling tinggi dengan kenaikan return 1,60% dibandingkan bulan sebelumnya. Padahal, secara
year to date (YtD), reksadana saham justru memberikan
return terendah dibanding yang lainnya, yakni hanya 1,20%. Namun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Agustus 2023 ini cenderung bergerak
sideways. Per perdagangan Selasa (22/8), IHSG ditutup di level 6.916,45 atau terkoreksi 0,21% dari akhir Juli 2023 yang berada di 6.931,35.
Baca Juga: Mayoritas Bursa Asia Menguat, Pasar Menunggu Kebijakan Suku Bunga AS Untuk memaksimal
return yang ada, para manajer investasi punya sejumlah saham andalan. Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi mengatakan, sektor saham yang menjadi andalan saat ini adalah perbankan besar, telekomunikasi, dan consumer staples. Saham-saham perbankan besar dipilih karena memperlihatkan kinerja laba dan ketahanan perusahaan yang baik. Kemudian, telekomunikasi dipilih karena adanya konsolidasi industri sehingga membuat persaingan semakin sehat. "Sementara itu,
consumer staples dipilih karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif dan konsumsi domestik yang biasanya meningkat dalam rangka menyambut Pemilihan Umum," tutur Eri saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (22/8). Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi menyampaikan, pihaknya menempatkan dana pada saham saham yang memiliki value menarik ke depannya. Pasalnya, gaya investasi Henan Putihrai Asset Management memang untuk jangka panjang.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.916, BMRI, BBRI, TLKM Paling Banyak Dibeli Asing "Saham-saham yang dianggap menarik serta menjadi jagoan kami adalah
BRPT,
TPIA, dan
SSIA," ucap Reza. Reza berharap, kinerja reksadana saham tahun 2023 dapat melebihi performa tahun lalu. Pada 2022, Henan Putihrai mencatatkan
return hingga 28% untuk saham syariah. Namun, kondisi pasar yang
wait and see dan banyaknya sentimen global membuat pasar sahan Indonesia saat ini bergerak sideways. Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Felisya Wijaya menambahkan, sektor saham yang menjadi preferensinya saat ini adalah sektor perbankan, telekomunikasi, pengembang properti, dan barang konsumsi. Sektor-sektor tersebut dipilih karena diyakini akan mendapatkan efek positif dari penyelenggaraan Pemilihan Umum.
Baca Juga: Masuk Indeks FTSE, Bumi Resources Minerals (BRMS) Optimistis Kinerja Tumbuh Saat ini, produk reksadana saham BPAM rata-rata mempunyai porsi penempatan dana di instrumen saham sekitar 87%-95%, sedangkan sisanya di instrumen lainnya. Begitu juga dengan Henan Putihrai Asset Management dan Sucorinvest Asset Management yang menempatkan dana reksadana sahamnya minimal 80% di saham sesuai dengan peraturan yang ada. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto