Berisi puluhan juta penduduk, 11 wilayah di China terapkan penguncian virus corona



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ketika wabah virus corona baru muncul kembali di China, setidaknya 11 wilayah di tiga provinsi dengan puluhan juta penduduk mengadopsi langkah-langkah penguncian de facto untuk mengekang penyebaran Covid-19.

Melansir Global Times, pemerintah daerah di China saat ini mengadopsi tindakan yang mirip dengan penguncian. Yang berarti, penduduk tidak boleh keluar rumah dan pintu masuk ke wilayah tersebut dikontrol dengan ketat.

Provinsi Heilongjiang di Timur Laut China mengunci setidaknya lima wilayah: Zhaodong, Qinggang, Kota Suihua, Distrik Angangxi di Qiqihar, dan Distrik Hulan di Harbin, ibu kota provinsi. Penduduk harus tinggal di rumah mereka.


Distrik Hulan mulai melakukan tes virus coronaterhadap semua warganya mulai Senin (18/1). Zhaodong telah menyelesaikan putaran pertama pengujian, sementara tes di wilayah lain masih berlangsung hingga saat ini.

Baca Juga: China berjuang melawan wabah Covid-19 terparah sejak Maret 2020

Terburuk sejak Maret tahun lalu

Kota Gongzhuling dan Tonghua di Provinsi Jilin, Timur Laut China, juga dikunci secara de facto. Pengujian asam nukleat di seluruh kota membidik semua penduduk.

Pada saat yang sama, empat wilayah di Provinsi Hebei, China Utara juga dikunci, yakni Kabupaten Longyao, Kabupaten Gu'an, Nangong, dan ibu kota provinsi Shijiazhuang.

China pada Selasa (19/1) melaporkan lebih dari 100 kasus baru virus corona dalam wabah Covid-19 terburuk sejak Maret tahun lalu. Ini berarti, tujuh hari berturut-turut kasus anyar di atas 100. 

Pada Senin (18/1), China mencatat 118 kasus baru virus corona, naik dari 109 sehari sebelumnya, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa (19/1).

Dari jumlah tersebut, sebanyak 106 adalah infeksi lokal, dengan 43 kasus tercatat di Jilin, rekor harian baru untuk provinsi ini, dan 35 di Hebei, provinsi yang mengelilingi Kota Beijing.

Selanjutnya: Untuk kekang penyebaran corona, China kunci 2 kota berpenduduk 3 juta

Editor: S.S. Kurniawan