KONTAN.CO.ID - Memasuki pertengahan Mei 2024, serangan militer Israel di Gaza masih belum mereda. Kekerasan di Tepi Barat yang jauh dari Gaza pun masih terus terjadi. Hingga hari Kamis (16/5), pertempuran sengit antara militer Israel dan kelompok-kelompok bersenjata Palestina di utara Gaza masih terjadi. Komite Penyelamatan Internasional (IRC) mengatakan, krisis di Gaza telah sampai di skala yang sulit digambarkan. Terlebih lagi setelah pasukan Israel menyerbu Rafah, tempat berlindung bagi lebih dari 1 juta penduduk Gaza.
Baca Juga: Houthi Yaman Mengklaim Tembak Kapal Perusak AS dan Satu Kapal Kroni Israel Rumah Sakit Indonesia Tidak Bisa Digunakan
Melansir
Al Jazeera, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperingatkan adanya penyusutan dalam akses terhadap layanan kesehatan penting di Gaza. OCHA mengatakan, rumah sakit lapangan Indonesia di Rafah kini tidak dapat digunakan setelah
Doctors Without Borders menarik diri dari fasilitas tersebut pada hari Senin.
Doctors Without Borders merupakan badan amal yang menyediakan perawatan medis kemanusiaan. Saat ini, hanya ada delapan rumah sakit lapangan yang beroperasi di Gaza selatan. OCHA mencatat, serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan 23 rumah sakit di Jalur Gaza tidak dapat beroperasi.
Baca Juga: Apa Itu Genosida? Ini Pengertian dan Contoh Kasusnya Perintah Evakuasi Israel Semakin Luas
Hingga saat ini, Israel telah menempatkan 78% wilayah Gaza di bawah perintah evakuasi. Israel telah mengeluarkan lima perintah evakuasi untuk Gaza utara dan selatan sejak 6 Mei lalu. Wilayah itu mencakup utara Wadi Gaza yang penduduknya diperintahkan untuk mengungsi pada akhir Oktober lalu. Pada 1 Desember lalu, militer Israel juga memerintahkan penduduk di wilayah tertentu di selatan Wadi Gaza. OCHA melaporkan bahwa banyak dari keluarga di Gaza telah merasakan hingga lima kali perintah evakuasi. Zona kemanusiaan yang dijanjikan Israel pun ternyata tetap tidak aman untuk para pengungsi. PBB mengatakan, hampir 600.000 orang telah mengungsi dari Rafah sejak 6 Mei, seiring dengan berlanjutnya operasi darat Israel di sana.
Baca Juga: Militer Israel Menggempur Gaza dari Utara dan Selatan Tentara Israel Terus Menyerang Bantuan Kemanusiaan
Kelompok penelitian
Forensic Architecture melaporkan, tentara Israel setidaknya telah melakukan 80 serangan yang menargetkan bantuan kemanusiaan di Gaza sejak Januari 2024. Serangan tersebut mencakup setidaknya 37 serangan terhadap warga sipil yang mencari bantuan. Kelompok itu juga mengidentifikasi bahwa semua serangan itu berada di dekat pos pemeriksaan yang dikuasai Israel di Jalan Salah al-Din dan Jalan al-Rashid di Gaza utara. "Frekuensi dan luasnya serangan-serangan ini menunjukkan bahwa Israel secara sistematis menargetkan bantuan," kata mereka.