Berkah Komoditas Berakhir, Setoran PNBP 2024 Cukup Menantang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 43,3 triliun pada Januari 2024.

Realisasi ini mengalami kontraksi sebesar 5,2% jika dibandingkan dengan setoran di periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 45,7 triliun. Adapun kontraksi PNBP pada periode laporan disebabkan oleh moderasi harga berbagai komoditas.

"Tahun ini (realisasinya) sedikit di bawah, Rp 43,3 triliun, akibat moderasi harga komoditas yang lebih rendah yaitu seperti minyak dan batubara," ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam Konferensi Pers Selasa (22/2).


Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai bahwa kinerja PNBP pada tahun ini akan cukup menantang. Hal ini dikarenakan berkah komoditas sudah tidak lagi dirasakan sehingga mempengaruhi setoran PNBP pada tahun ini.

Baca Juga: Dipengaruhi Harga Komoditas, Setoran PNBP Anjlok di Awal Tahun 2024

"Menarik kalau kita lihat harga komoditas global mengalami penyesuaian yang bisa menurunkan ekspektasi terhadap penerimaan PNBP kita. Bisa jadi kondisi windfall PNBP kita sudah berakhir dan menuju ke kondisi normal," ujar Huda kepada Kontan.co.id, Senin (26/2).

Huda menyebut, kondisi ekonomi global pada tahun ini memang tidak menentu. Terlebih lagi perekonomian China mulai menunjukkan perlambatan. Oleh karena itu, krisis di beberapa negara membuat harga komoditas mengalami penyesuaian.

"Harga batubara nampaknya akan mengalami penyesuaian akibat lesunya perekonomian China," katanya.

Mengingat kinerja PNBP SDA migas menunjukkan pelemahan, maka yang bisa menjadi pendorong setoran PNBP pada tahun ini adalah PNBP non SDA, termasuk dividen BUMN.

"Tapi saya rasa tumpuan utama masih akan ada di PNBP SDA, karena dividen BUMN juga relatif proporsinya masih lebih rendah jia dibandingkan PNBP SDA," terang Huda.

Sebagai informasi,  moderasi harga komoditas ini utamanya tercermin dari pendapatan PNBP SDA migas yang realisasinya senilai Rp 9,5 triliun, atau kontraksi sebesar 18,1%. Hal ini sebagai dampak dari moderasi harga minyak mentah, serta penurunan lifting minyak.

Baca Juga: APBN Surplus Rp 31,3 Triliun di Bulan Januari 2024

Sementara itu, SDA non migas pada Januari 2024 juga tercatat Rp 9,4 triliun atau mengalami kontraksi 35,6% dikarenakan moderasi harga batu bara. Tidak hanya itu, volume produksi batubara pada Januari 2024 juga melandai karena hanya mencapai 93,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hanya saja, realisasi PNBP non SDA masih cukup baik. Misalnya, komponen kekayaan negara dipisahkan (KND) membukukan pendapatan sebesar Rp 6,8 triliun atau setara 7,9% dari APBN 2024. Peningkatan sebesar 47,8% ini disumbang oleh setoran dividen interim BUMN perbankan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Kemudian, pendapatan PNBP lainnya tercatat Rp 15,9 triliun atau meningkat 9,65% dibandingkan tahun lalu. Peningkatan ini disumbang oleh kenaikan pendapatan pengembalian belanja tahun anggaran yang lalu (TAYL) dan denda. Sementara, pendapatan dari minyak mentah (DMO) belum terdapat realisasi.

Dan terakhir adalah pendapatan dari Badan Layanan Umum (BLU) yang mencapai Rp 1,7 triliun. Setoran ini melonjak 324,9% yang disumbang dari pendapatan jasa layanan rumah sakit dan jasa layanan pendidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi