JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya bertengger di zona hijau pada perdagangan kemarin, Selasa (13/1). IHSG ditutup naik 0,51% ke level 5.214,36. Meski IHSG menghijau, investor asing tercatat masih membukukan net sekitar Rp 100 miliar. Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai, net sell oleh investor asing itulah yang membuat kenaikan IHSG terbatas. Menurutnya, indeks dalam negeri terlihat masih rentan terhadap beberapa sentimen global seperti rencana kenaikan suku bunga The Fed. Menghijaunya IHSG menurut Edwin lebih banyak didorong dari keuntungan yang diperoleh Indonesia terkait penurunan harga minyak. Turunnya harga minyak ini juga membuat beberapa saham yang berbasis konsumsi dan ritel bergerak di zona positif. Saham-saham perbankan, properti, dan media juga turut mendapat respon positif dari penurunan harga minyak.
Selain penurunan harga minyak, membaiknya posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar juga memberi sentimen positif untuk IHSG. "Jika rupiah bisa stabil di level saat ini, IHSG berpotensi menguat terbatas," ujarnya. Yang menjadi hambatan pergerakan IHSG hanyalah posisi net sell investor asing yang masih menyukai profit taking setiap ada kenaikan IHSG. Investor asing memanfaatkan aksi jual ini untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed pada pertengahan tahun mendatang. Yuganur Wijanarko, Analis Senior HD Capital juga mengatakan, penurunan harga minyak selama ini berimbas positif untuk Indonesia. Pasalnya, turunnya harga minyak membuka ruang lebih untuk pengalihan dana yang tadinya digunakan untuk subsidi BBM ke proyek infrastruktur. Ia merekomendasikan buy untuk saham properti yang akan mengalami kenaikan harga asset seiring dengan pembangunan proyek di sekitarnya.