Berkat aset kripto, tujuh miliarder ini masuk daftar orang terkaya versi Forbes 400



KONTAN.CO.ID - LONDON. Aset mata uang kripto tampaknya semakin membuktikan sebagai aset yang menguntungkan beberapa tahun belakangan. Bagaimana tidak, tujuh orang terkaya yang masuk dalam Forbes 400 membangun kekayaannya dari aset tersebut dan enam diantaranya ialah pendatang baru.

Mengutip Forbes, kekayaan dari tujuh orang tersebut jika digabungkan bernilai sekitar US$ 55,1 miliar. Sam Bankman-Fried yang merupakan CEO dari platform FTX menjadi yang terkaya diantara tujuh orang tersebut dengan kekayaan hampir setengah dari total kekayaan mereka, senilai  US$22,5 miliar.

Bankman-Fried sendiri membangun platform tersebut baru dua tahun dan sekarang sudah menjadi salah satu platform perdagangan terbesar di industri, dengan transaksi mencapai US$ 13,8 miliar dalam volume harian. Pada bulan Juli lali, FTX menutup penggalangan dana Seri B senilai US$ 900 juta yang menjadi putaran modal ventura terbesar crypto hingga saat ini dan valuasinya sekarang mencapai US$18 miliar.


Sementara itu, pendatang barunya ialah CEO Coinbase  yaitu Brian Armstrong yang memulai debut bursanya di pasar publik pada bulan April lalu dengan pencatatan saham kriptonya yang terbesar dalam sejarah mencapai US$ 86 miliar. Co-founder Coinbase Fred Ehrsam pun turut masuk ke jajaran orang terkaya tersebut dengan kekayaan mencapai US$ 3,5 miliar.

Baca Juga: Cegah default, Biden tandatangani RUU pagu utang AS US$ 28,9 triliun

Ada juga, Cameron dan Tyler Winklevoss yang merupakan pemilik dari Gemini dan platform tersebut merupakan pesaing dari Coinbase. Sedangkan pendatang baru terakhir ialah Jed McCaleb, pendiri Ripple, yang berbasis di San Francisco dan memfasilitasi transaksi keuangan internasional dengan teknologi blockchain.

Adapun satu miliarder aset mata uang kripto, Chris Larsen, yang juga pendiri Ripple, sudah masuk dalam orang terkaya tahun lalu. Kekayaannya waktu itu mencapai US$ 2,7 miliar dan sekarang telah berlipat ganda hingga mencapai US$ 6 miliar.

Peningkatan jumlah miliarder tahun ini pun kripto sebagian besar disebabkan karena produk ini kian diminati terutama oleh investor institusional dan mata uang digital ini telah menetapkan rekor harga baru di seluruh papan. 

Misalnya saja, Bitcoin yang merupakan aset paling terpopuler saat ini untuk aset mata uang kripto. Sejak rilis pada September 2020 tahun lalu, harga Bitcoin telah melonjak dari US$ 10.128 menjadi US$ 50.078. Aset lainnya, Ether juga meningkat hampir 1.000%. 

Total kapitalisasi pasar kripto pun sudah melampaui US$ 1 triliun dan untuk pertama kali mencapai puncaknya pada US$ 2,4 triliun pada bulan Mei yang lalu.

Baca Juga: Pasar menggiurkan, Firmenich terus melebarkan sayap di China

Hanya saja, pencapaian ini dirasa masih sebuah permulaan mengingat sejumlah startup di sektor ini, termasuk Ripple, Kraken, Circle, BlockFi, dan eToro mengumumkan atau mengisyaratkan untuk rencana melantai di bursa. Selain itu, perusahaan modal ventura, yang dipimpin oleh dana crypto Andreessen Horowitz senilai US$ 2,2 miliar, siap untuk mendorong nilai perusahaan swasta terkemuka di industri ini untuk semakin berkembang.

Padahal, aset kripto ini seringkali dianggap memiliki ketidakpastian dan ada kekhawatiran untuk jatuh tiba-tiba. Namun, industri ini justru terus berkembang menuju ke arah yang lebih matang dan regulator di beberapa negara pun mulai memberi ruang bebas untuk aset ini.

Dengan keuntungan aset mata uang kripto yang masih ada dan peluang pertumbuhan industri ini, bukan tidak mungkin masih akan ada miliarder baru lagi ke depannya yang didorong oleh aset investasi satu ini.

Selanjutnya: Bank Dunia berharap China bisa menyumbang lebih banyak untuk negara miskin

Editor: Tendi Mahadi