Berkat Avengers: Endgame, Disney rajai industri perfilman dunia



KONTAN.CO.ID -LONDON. Film besutan Marvel yakni Avengers: Endgame diprediksi akan menjadi film dengan penjualan terbesar di dunia. Melansir BBC, lebih dari 90% dari seluruh tiket bioskop yang terjual di Inggris akhir pekan lalu merupakan Avengers: Endgame. Dalam lima hari dirilis di Inggris, film ini menjadi film tercepat yang menembus batas penjualan US$ 1 miliar di seluruh dunia.

Di sisi lain, hal ini menjadi bukti terbaru bahwa Walt Disney saat ini menjadi pemain box office terbesar di dunia. Sebab, dari 10 fim dengan penjualan terbesar di dunia, lima diantaranya merupakan film yang digarap oleh Disney.

Majalah Variety juga melaporkan bahwa Disney telah mengambil seperlima dari semua penjualan box office global pada tahun 2018 silam. Akar kesuksesan Disney terletak pada pembelian cerdik beberapa pemain di industri film. Semisal Pixar (Toy Story) pada 2006, Marvel Entertainment pada 2009, LucasFilm (Star Wars) pada 2012 dan kemudian stuido film 21st Century Fox yang membawahi film populer seperti Avatar, X-Men, Planet of the Apes dan Kingsman pada bulan Maret 2019 lalu.


Endgame sekarang menjadi film ke-22 dalam seri Marvel Avengers yang berbasis di Marvel Cinematic Universe (MCU). Film-film superhero pun sebenarnya sudah lama menjadi andalan Hollywood, tetapi MCU lewat dunia fiksi buatannya dan banyak karakter serta cerita telah berubah menjadi waralaba film paling sukses hingga saat ini.

Richard Broughton, Direktur Penelitian di Ampere Analysis mengatakan kalau waralaba sangat cocok untuk studio besar yang enggan mengambil resiko pada film dengan judul baru.

"Bagi Disney, itu adalah kecelakaan yang membahagiakan. Bahwa film-film awal seperti Iron Man, The Incredible Hulk dan Thor malah mendobrak pasar film dan terus berkembang," katanya dalam BBC, Jumat (3/5).

Dan hasilnya spektakuler. 10 film Marvel teratas telah meraup untung lebih dari US$ 12 miliar di box office. Bagi investor Disney, Avengers:Endgame telah menjadi pendorong harga saham. Hal ini terbukti dari harga saham yang melebihi ekspektasi. Awalnya diproyeksi harga saham Disney akan berada sekitar US$ 85 - US$ 125 selama empat tahun. Namun berkat Endgame nilai tersebut sudah bergerak hampir ke level US$ 140.

Namun, walau tetap meraih sukses, sebagian analis percaya bahwa masa depan Disney dan harga sahamnya bukan di bioskop tetapi streaming online. Alasannya, pasar streaming online diperkirakan akan bernilai US$ 125 miliar dalam waktu enam tahun.

Disney pun sudah menangkap peluang itu. Bulan lalu, Disney mengatakan bahwa seluruh seri Star Wars, 30 musim pertama The Simpsons, serta konten dari Marvel, Pixar dan National Geographic akan tersedia pada layanan streaming barunya bertajuk Disney Plus. Berkat kabar itu, saham perusahaan pun naik 10% dalam satu hari. Riset Ampere menunjukan bahwa streaming tidak berdampak pada pendapatan di box office. Padahal, yang terjadi adalah sebaliknya.

Broughton mengatakan, situasi yang ideal adalah ketika pelanggan membayar untuk menonton film di bioskop, kemudian membayarnya lagi untuk menonton secara online. "Dan bioskop pun meningkatkan bisnis online. Menawarkan judul baru di bioskop untuk Disney tidak hanya menguntungkan tapi juga bagus untuk meningkatkan pemasaran," jelasnya.

Untuk sisa tahun ini, dunia bakal dibanjirin penawaran dari Disney secara online lewat peluncuran Plus. Serta beberapa film yang akan keluar dalam beberapa bulan ke depan seperti Frozen 2, The Lion King dan Starwars: The Rise of Skywalker.

Persaingan online akan menjadi sengit. Terutama dengan harga Disney Plus yang 45% lebih murah dari Netfix lewat diskon. Akibatnya, Broughton menilai laba yang diperoleh dari streaming akan melambat.

"Anda akan melihat peningkatan spesialisasi dengan nama-nama seperti Disney yang fokus pada hiburan keluarga, dan yang lainnya mungkin akan bergerak ke bidang yang tak banyak persaingan," katanya.

Editor: Azis Husaini