Berkat efisiensi, laba bersih Wilmar Cahaya (CEKA) melejit 218% di kuartal III 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tak membukukan kenaikan pendapatan pada kuartal III 2019, namun PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) mampu mengerek perolehan bottomline-nya. Semua itu berkat efisiensi yang dilakukan CEKA di segala lini.

Mengulik laporan keuangan perseroan sampai kuartal-III tahun ini, pendapatan CEKA mencapai Rp 2,24 triliun, turun 19% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 2,77 triliun. Ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) CEKA, Rabu (6/11), Erry Tjuatja, Presiden Direktur CEKA mengakui pendapatan tertekan lantaran harga yang tidak baik sepanjang awal tahun. Ini mengikis volume penjualan CEKA.

Di sisi lain beban pokok penjualan menyusut 22% year on year (yoy) menjadi Rp 2,01 triliun di kuartal III tahun ini. Dus, laba kotor CEKA mampu tumbuh menjadi Rp 232,12 miliar, naik 38% dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu yang senilai Rp 2,6 triliun.


Baca Juga: Lumbung Padi Indonesia cucu usaha Wilmar terancam pailit, ini penyebabnya

Adapun pos beban lainnya tidak mengalami pembengkakan berarti sehingga membuat laba bersih CEKA tercatat Rp 131,08 miliar di kuartal-III 2019, tumbuh 218% dibandingkan periode sama tahun 2018 yang hanya Rp 41,13 miliar. "Ini berkat efisiensi yang kami lakukan dibidang administrasi dan pabrikan, misalnya di pabrikan kami optimalkan lini produksi yang telah eksisting," terang Erry.

CEKA mengaku mampu mengerek efisiensi saat ini kisaran 10%-15% dibandingkan tahun lalu. Hal tersebut mampu meningkatkan margin keuntungan yang diperoleh CEKA.

Penjualan domestik masih mendominasi pendapatan bersih CEKA dengan porsi 91% atau senilai Rp 2,04 triliun. Sayangnya segmen ini mengalami penurunan penjualan sekitar 22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 2,63 triliun.

Baca Juga: Ada moratorium, Wilmar setop ekspansi lahan sawit

Sedangkan penjualan ekspor walau berkontribusi kecil namun mengalami peningkatan penjualan 48%, dari Rp 137,77 miliar di kuartal-III tahun lalu menjadi Rp 205,11 miliar di kuartal-III tahun lalu. Kata Erry, kenaikan ekspor tak lepas dari nama besar Wilmar yang masih dipercaya oleh berbagai industri sebagai penyuplai minyak nabatinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat