KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus korona membuat banyak pengusaha berkreasi. Tak cuma perusahaan besar saja, tetapi juga usaha mikro, kecil, dan menengah alias UMKM. Salah satunya adalah Nuryaman, pemilik UD Aneka Loyang dari Desa Tarikolot, Bogor, Jawa Barat. Sesuai nama usahanya, Nuryaman adalah produsen loyang untuk pembuatan kue dan sejenisnya. Usaha loyang tersebut sudah dia geluti sejak 1998 silam. Dalam memproduksi loyang, ia mendapat bantuan dari anak dan menantunya. Tempat produksi loyang pun masih berdampingan dengan rumah Maman, sapaan akrab dari Nuryaman.
Aneka jenis loyang yang Maman hasilkan kemudian dia pasarkan ke Pasar Citeureup, Bogor. Awalnya, selama memasarkan loyang di pasar tradisional tersebut, kondisinya masih terbilang lancar. Tetapi, begitu pandemi Covid-19 menerjang, laju bisnisnya berubah drastis. Penjualan loyang di Pasar Citeureup langsung sepi. Walhasil, omzet UD Aneka Loyang langsung jeblok, hingga 50% di awal pandemi korona berlangsung.
Baca Juga: Bangga Buatan Indonesia: Arane Ecoprint berkibar lewat fesyen ramah lingkungan Melihat kondisi tersebut, Maman pun memutar otak supaya laju bisnisnya kembali berjalan kencang. Ternyata, ia melihat, saat pandemi, makin banyak pebisnis, termasuk pelaku UMKM, yang memanfaatkan kanal penjualan digital. Tak ayal, Maman langsung tertarik untuk merambah pemasaran secara digital. Kebetulan, sebagai salah satu binaan Yayasan Dana Bhakti Astra (YDBA), dia mendapatkan kesempatan untuk merambah pasar online. YDBA menjalin kerjasama dengan salah satu merchant: Toko Pasti Puas (Tokpas). Akhirnya, pertengahan Juli 2020, Maman mulai memasarkan aneka loyang kue buatannya ke ranah digital via Tokpas. Pilihan masuk ke area pemasaran digital langsung mengubah perjalanan bisnisnya, kembali melaju cepat. Penjualan loyang kue dari UD Aneka Loyang langsung tumbuh pesat. "Penjualan naik. Sebelum masuk ke online, (penjualan) sekitar Rp 4 juta sampai Rp 5 juta sebulan. Nah, masuk ke online, naik jadi Rp 16 juta hanya dalam dua minggu untuk order loyang lewat online," ungkap Maman kepada KONTAN.
Tak cuma bisa membalikkan kembali roda bisnisnya, penjualan loyang Maman pun tidak cuma sebatas di pasar dalam negeri saja. Sejak Januari 2021, produk loyang buatannya berhasil menembus pasar luar negeri, mulai dari Singapura, Malaysia, hingga Filipina. Maman menghitung, sejak masuk kanal pemasaran digital, dari Juli 2020 sampai Maret 2021, dia sudah memasok sebanyak 9.180 unit loyang ke berbagai pasar, baik dalam maupun luar negeri. "Jenis loyangnya macam-macam," ujarnya. Saat ini, kapasitas produksi UD Aneka Loyang mencapai 1.000 hingga 1.500 loyang per dua minggu. Maman pun sudah bisa membuat sebanyak 30 jenis loyang, dan proses pembuatannya pun tidak lagi manual tetapi sudah semi otomatis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon