Berkat smarthphone, laba Lenovo bertumbuh 22%



BEIJING. Lenovo Group Ltd mengumumkan kinerja keuangan tahun buku 2014 yang berakhir 31 Maret 2015. Sepanjang periode itu, produsen komputer asal China itu membukukan rekor pendapatan senilai US$ 46,30 miliar, atau tumbuh 20%.

Kinerja tersebut ditopang oleh aksi akuisisi Lenovo yang cukup agresif di 2014. Ini pula   yang menambah daya saing perusahaan dan terbukti efektif memacu pertumbuhan secara anorganik.

Akuisisi juga membuat Lenovo lebih punya kekuatan pada produk ponsel pintar (smartphone), tablet, server, yang kini telah berkontribusi hingga 37% dari sebelumnya hanya 17% total pendapatan.


Dari bisnis inti, Lenovo juga mampu membukukan rekor penjualan personal computer (PC) sebanyak 60 juta unit. Di samping itu, margin perusahaan juga mampu dijaga sehingga bisa mendatangkan keuntungan yang memuaskan pemegang saham.

Bloomberg, Kamis (21/5),  melaporkan, tahun buku 2014, Lenovo membukukan laba kotor sebesar US$ 6,7 miliar, tumbuh 32% dari tahun sebelumnya. Sedangkan, laba usaha perusahaan tahun lalu naik 5% menjadi US$ 1,1 miliar.

Singkat cerita, pada tahun buku 2014, Lenovo berhasil mencetak laba bersih sebelum biaya akuntansi non-cash merger and acquisition (M&A) sejumlah US$ 997 juta. Laba itu meningkat 22% dari tahun sebelumnya.

"Lenovo memberikan kinerja yang kuat dan seimbang. Membangun bisnis yang baru kami peroleh dan menumbuhkan bisnis inti kami secara konsisten," tutur Yang Yuangqing, Chairman sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Lenovo Group seperti dikutip Bloomberg, Kamis (21/5).

Yuangqing mengatakan, pihaknya siap beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang kian bergantung pada internet. Oleh sebab itu, "Kami siap mengubah diri kami dari produsen perangkat keras, untuk berkombinasi dengan layanan hardware dan software," imbuh Yuangqing.

Salah satu transaksi cukup fenomenal yang dilakukan manajemen Lenovo adalah pembelian saham Motorola dari Google Inc. Untuk akuisisi ini, Lenovo setidaknya harus menggelontorkan dana sebesar US$ 2,91 miliar.

Setelah selesai mengakuisisi, Lenovo berniat menjual kembali produk ponsel Motorola. Lenovo pun kini sedang bersaing dengan Xiaomi, menguasai pasar global.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie