Berkat start up jasa perkawinan, tak perlu repot mengurus momen bersejarah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengurus perkawinan dan tetek bengeknya, memang sangat merepotkan. Mulai urusan gedung, katering, baju pengantin, makeup , fotografi, pembuatan undangan hingga suvenir. Namun kini, penganten tak perlu lagi harus sibuk mengurus sendiri semua itu.

Berkat teknologi digital, tetek bengek pesta pernikahan bisa diselesaikan dengan mudah. Sebab, kini ada startup yang mengurusi persiapan menjelang pernikahan.

Salah satunya, The Bride Dept. Perusahaan rintisan ini menawarkan hampir seluruh layanan acara perkawinan. Mulai dari lokasi resepsi, wedding organizer, dan lainnya.


Putri Arinda, Chief Executive Officer The Bride Dept, menjelaskan, konsep aplikasinya membantu calon pengantin merancang acara pernikahan yang mereka inginkan. Lalu, The Bride Dept akan membantu calon penganten mendapatkan vendor yang sesuai dengan konsep pernikahan yang mereka mau. Misalnya, perkawinan nuansa tradisional atau internasional.

Saat ini The Bride Dept memiliki 3.000 mitra dari ragam bidang yang berkaitan dengan acara perkawinan. Sebut saja pengelola tempat perkawinan, fotografi, tata rias, dan katering.

The Bride Dept sendiri memperoleh pendapatan dari berbagai sumber. Yakni, dari iklan yang dipasang para mitra di aplikasi mereka, komisi acara perkawinan, sponsor artikel, hingga penjualan aksesori perkawinan.

Perusahaan rintisan ini juga menerbitkan buku. Salah satu yang terlaris adalah buku tentang wedding planner yang sudah terjual 20.000 eksemplar. "Kami juga menjual ragam perlengkapan pernikahan," ungkap.

Sayangnya, Putri tak mau merinci target bisnis tahun ini. Dia hanya mengatakan, pihaknya optimistis, dengan pengguna aktif hingga 10.000 orang, The Bride Dept bisa menjadi pusat situs perkawinan terpadu di Indonesia.

Peluang bisnis seputar acara pernikahan juga digarap Undangyuk.com. Start upini mengkhususkan diri pada layanan undangan perkawinan via online.

Pengguna aplikasi Undangyuk.com cukup mengisi data yang dibutuhkan untuk membuat undangan nikah digital. Selanjutnya, pesanan itu bakal dikerjakan 6 mitra bisnisnya, seperti juru foto atau event organizer.

"Setelah semuanya oke, undangan siap disebar lewat sharelink tanpa batasan," kata I Gede Mega Ardinata, Chief Executive Officer Undangyuk.com.

Dengan tarif Rp 300.000-Rp 400.000 per layanan, Undangyuk.com dalam sebulan rata-rata mendapat delapan order. Saat ini layanannya masih terbatas di Bali dan Bandung.

Tahun ini, Undangyuk.com menargetkan pertumbuhan bisnis 30%. Untuk mencapainya, mereka memperluas jangkauan di Pulau Jawa.

Pemain undangan digital lainnya, Datangya.com, bahkan berani membidik target pertumbuhan 80% pada 2019. Menurut Ade Iskandar, Project Leader Datangya.com, optimisme ini muncul setelah melihat rata-rata order yang masuk mencaoai 80 klien per bulan.

Datangya.com menawarkan beragam undangan digital. Undangan biasa tarifnya Rp 150.000–Rp 300.000 per proyek. Sementara untuk yang premium, tarifnya bisa mencapai Rp 1 juta per proyek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon