KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan rumah produksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkat. Teranyar, PT Verona Indah Pictures Tbk menggunakan kode saham VERN resmi melantai di BEI pada 8 Oktober 2024. Sekretaris Perusahaan VERN, Budiman Darwin Edison menyebutkan Verona Pictures merupakan perusahaan yang bergerak di bidang rumah produksi. Kegiatan utama Verona Indah saat ini adalah memproduksi, pasca produksi serta distribusi film, video, dan program televisi. Sampai dengan saat ini produk utama VERN adalah sinetron dan telah menelurkan ratusan judul sinetron, serta menghasilkan ribuan episode dengan ribuan jam tayang di televisi.
"VERN berkomitmen untuk memproduksi karya sinematografi yang memiliki
high value product dan selalu menyajikan cerita terbaik dengan berbagai genre yang dapat menghibur dan diminati oleh masyarakat Indonesia," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (18/10).
Baca Juga: Gelar IPO, VERN dan PTMR Siap Menggeber Ekspansi Bisnis Budiman menyadari bahwa persaingan bisnis rumah produksi, baik yang tercatat maupun tidak tercatat di BEI cukup ketat. Meski begitu, Verona Indah optimis mampu bersaing. Menurutnya, salah satu keunggulan yang membedakan VERN dengan yang lainnya bahwa perusahaan mampu menghasilkan produk sinetron untuk ditayangkan di prime time televisi. "Lebih sedikit lagi juga yang memproduksi sinetron sekaligus memproduksi film layar lebar," katanya. Maklum, salah satu tujuan perusahaan melantai di BEI untuk mengembangkan bisnisnya dengan memproduksi film layar lebar. Saat ini, Budiman menyebut telah menyiapkan 5-6 judul untuk diproduksi. Berdasarkan website perusahaan, beberapa judul film yang disiapkan antara lain,
Dan Bandung, Bulan Darah, dan
Perjanjian Dua Surga. Sayangnya, Budiman belum membeberkan kapan rencana pasti penayangan film-film tersebut. Yang jelas, ia menyebut jadwal penayangan harus disesuaikan dengan riset pasar dan pihak terkait dalam hal ini jaringan bioskop di Indonesia. "Yang pasti Verona Indah saat ini sangat fokus memproduksi film yang berkualitas dan tentunya memiliki
value tinggi yang dapat diterima dan mendapat animo tinggi di masyarakat," katanya.
Baca Juga: Verona Indah Pictures (VERN) Resmi Melantai di Bursa, Harga Sahamnya Melonjak 16,92% Verona Pictures optimistis ekspansi usahanya tersebut dapat mendorong kinerja perusahaan ke depan. Apalagi, kata Budiman, jumlah penonton film Indonesia yang mencapai sekitar 60 juta orang per tahun. "Dengan konsistensi dari Verona Indah dalam memproduksi tayangan
prime time yang berkualitas, Verona Indah sangat optimistis karya karya yang dihasilkan di produksi layar lebar juga akan diterima dengan baik oleh masyarakat," sambungnya. Rencana itu sejalan dengan strategi VERN dalam menghadapi persaingan bisnis rumah produksi. Budiman menuturkan bahwa strategi Verona Indah memang memfokuskan kualitas produksi yang didasari atas pengembangan konsep kreatif yang unik dan menarik, serta terus berinovasi yang pada akhirnya menghasilkan produk dan nilai komersil yang tinggi. Optimisme dalam ekspansi Verona Indah tercermin dari proyeksi kontribusi pendapatan perusahaan. Pasca
Initial Public Offering (IPO), VERN memproyeksikan kontribusi pendapatan akan berubah menjadi 40% dari sinetron dan 60% berasal dari film. Padahal, sejak tahun 2022 pendapatan VERN seluruhnya berasal dari sinetron.
Baca Juga: Resmi Melantai di Bursa, Intip Rencana Bisnis Verona Indah Pictures (VERN) Usai IPO Untuk memenuhi rencana dan target tersebut, Verona Pictures menawarkan maksimal 1,12 miliar saham biasa. Jumlah tersebut setara dengan 23,54% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh usai IPO. VERN menetapkan harga penawaran di Rp 195 per saham. Dus, rumah produksi ini meraup dana segar Rp 218,72 miliar. Adapun penggunaan dana itu, sebesar 7,70% akan digunakan untuk akuisisi properti berupa tanah dan bangunan dengan luas tanah sebesar 160 meter persegi dan luas bangunan sebesar 1.060 meter persegi yang berlokasi di Graha Arteri Mas, Jakarta Barat. Terdapat hubungan afiliasi antara Verona Indah dengan Pie Titin Suryani yang merupakan pihak yang mengendalikan Verona Indah. Saat ini, properti berupa tanah dan bangunan yang akan diakuisisi telah digunakan oleh Verona Indah untuk kantor operasional dan kegiatan usaha Verona Indah. Lalu, sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja VERN, meliputi namun tidak terbatas untuk pembiayaan kegiatan produksi dan/atau akuisisi film/sinetron/serial digital dan kegiatan pemasarannya, serta untuk pembiayaan kebutuhan operasional VERN. Secara bersamaan, Verona Indah juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 560,82 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru atau sebanyak 15,39% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran. Setiap pemegang dua saham baru Verona Indah berhak memperoleh satu Waran Seri I. Setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru Verona Indah yang dikeluarkan dalam portepel.
Baca Juga: Siap IPO, Verona Pictures (VERN) Oversubscribe 63 Kali Verona Indah Pictures bisa meraup dana Rp 121,13 miliar dari penerbitan Waran Seri I dengan harga pelaksanaan yang ditetapkan sebesar Rp 216. Dana dari waran, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja, yaitu pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari, namun tidak terbatas untuk pembiayaan kegiatan produksi dan pemasaran film/sinetron/serial digital, pembayaran gaji karyawan, dan biaya umum operasional perusahaan.
Dengan suntikan dana itu, Verona Indah menargetkan laba bersih tahun ini menjadi Rp 40 miliar dan tahun depan meningkat menjadi Rp 60 miliar. Pada kuartal I 2024 VERN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 8,69 miliar, melesat 126,3% dari kuartal I 2023 sebesar Rp 3,84 miliar. Sejak IPO, saham VERN terpantau cukup stabil, tidak bergerak terlalu jauh dari harga IPO-nya, baik saat turun maupun saat naik. Pada penutupan perdagangan Jumat (14/10), harga VERN berada di Rp 200 per saham, naik 2,56% dari hari sebelumnya. Adapun saham VERN dikuasai oleh Pie Titin Suryani, sekaligus menjadi pengendali dan Direktur Utama VERN dengan porsi sebesar 46,63%. Selanjutnya Bedy Kunady yang juga berperan sebagai Komisaris Utama dengan porsi 29,57%, Evy Supriati yang juga Direktur VERN sebesar 0,26%, dan sisanya dipegang publik sebesar 23,54%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati