Berkibar mengusung produk fesyen Cotton Ink (1)



Memiliki hasrat yang menggebu di dunia fesyen mengantarkan Ria Sarwono menjadi salah satu produsen produk fesyen yang patut diperhitungkan di dalam negeri. Lewat merek Cotton Ink, bersama dengan rekan bisnisnya, Carline Darjanto, dia sukses merancang dan menyediakan berbagai produk fesyen wanita yang modern dan selalu mengikuti tren pasar.

Wanita ini cukup banyak memiliki pengetahuan fesyen karena sempat menempuh kursus singkat di London College of Fashion di Jakarta. Sementara Carline yang sempat menempuh studi fesyen di jurusan Desain Fashion Lasalle College of Fashion di Jakarta ini sempat juga bekerja di sebuah perusahaan produksi garmen. Dari situ, rekannya ini memiliki pengalaman mumpuni dari segi manajemen serta berbagai hal penting untuk menjalani bisnis di industri fesyen.

Sinergi kekuatan dua wanita muda inilah yang menjadikan brand Cotton Ink bisa cepat berkembang. Ria mulai fokus mengembangkan merek sendiri yang dia dirikan bersama sahabatnya sejak SMP ini di November 2008. Sejak awal mereka menggenjot pemasaran lewat online, seperti lewat Facebook, Twitter, Instagram, situs cottonink-shop.com dan lainnya.

Alhasil, konsumen Cotton Ink datang dari berbagai wilayah mulai dari Jakarta, Bandung dan Bali. Bahkan, tidak jarang mereka mendapatkan pembeli dari Amerika Serikat (AS), Malaysia, Australia dan negara lainnya. Itu sebabnya, saat ini Cotton Ink menjadi salah satu pelaku fesyen e-commerce yang cukup populer dikalangan anak muda, khususnya para kaum hawa.

Ria bercerita, bisnisnya bisa cepat dikenal masyarakat berkat ketepatan momentum dalam memasarkan merek Cotton Ink. Pada tahun 2008 lalu, kabar yang banyak dibicarakan adalah sosok Barack Obama yang sedang mencalonkan diri sebagai presiden AS. Pada saat itu Cotton Ink merilis kaus sablon bergambar wajah Barack Obama. “Kita dulu memasarkan produk hanya melalui Facebook dan selalu terjual habis,” ujar Ria kepada KONTAN.

Berkat respon pembeli yang cukup bagus, wanita berkacamata ini menjadi lebih percaya diri untuk terus mengembangkan bisnisnya. Produk fesyen yang mereka buat lebih mengedepankan rancangan inovatif, seperti menggunakan bahan kain yang dicampur dengan kain tradisional.

Selain itu, mereka juga ciptakan produk syal multigaya dengan nama bahan tubular sebagai produk andalan Cotton Ink. Produk ini menggunakan bahan kaus berbentuk lingkaran yang bisa dikreasikan dengan berbagai teknik penggunaan, sehingga menciptakan lebih dari satu model. Harga jualnya mulai Rp 99.000 hingga Rp 299.000 per unit.

Saat ini total produksi Cotton Ink sekitar 7.000 hingga 8.000  unit per bulan. Mereka menjalin kerjasama dengan tujuh penjahit di Jakarta dan Bandung. Untuk urusan operasional, saat ini, mereka dibantu oleh 30 karyawan.

Tidak heran omzet yang diraih mencapai ratusan juta rupiah saban bulan. Sayang, dia enggan mengatakan porsi keuntungan bersih dalam bisnis fesyen ini. “Yang jelas keuntungannya bagus,” katanya.    n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini