KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) atau yang biasa disebut Lonsum berhasil membukukan kinerja mentereng pada paruh pertama tahun ini. Dari sisi topline, emiten sawit Grup Salim ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,18 triliun atau naik 39,74% secara year on year (yoy). Sementara dari sisi bottom line, LSIP juga berhasil mencatatkan pertumbuhan yang signifikan.Tercatat, laba bersih LSIP melonjak hingga 444,86% menjadi Rp 501,22 miliar dari semester pertama tahun lalu yang hanya Rp 91,99 miliar. Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia dalam risetnya pada 23 Agustus mengatakan, pendapatan tersebut sedikit di bawah ekspektasinya karena hanya baru memenuhi 44,33% dari proyeksinya. Sedangkan kinerja bottom line-nya relatif inline karena sudah memenuhi 47,66% dari proyeksi MNC Sekuritas.
“Pertumbuhan pendapatan LSIP didukung oleh kenaikan volume penjualan crude palm oil (CPO) sebesar 4,64% secara yoy. Ditambah lagi, harga jual rata-rata atawa average selling price (ASP) CPO LSIP naik 25% yoy dan ASP palm kernel juga naik 56% you,” kata Catherina dalam risetnya. Baca Juga: Intip rekomendasi saham Bank BNI dari Panin Sekuritas Sementara dari sisi produksi, LSIP telah menghasilkan CPO sebanyak 164.000 ton pada semester I-2021. Catherina menyebut perolehan tersebut juga di bawah ekspektasinya karena hanya memenuhi 43% dari proyeksi total produksi tahun ini. Kendati begitu, ia melihat kondisi ini merupakan hal yang wajar mengingat pada periode kuartal II dan III, secara historis memang cenderung lemah. Namun, pada periode kuartal IV, produksi akan meningkat signifikan seiring mulainya musim hujan. “Oleh karena itu, pada akhir tahun nanti kami mengekspektasikan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih LSIP masih akan kuat dengan tumbuh masing-masing 38,85% yoy dan 51,09% yoy,” imbuh Catherina. Dus, LSIP diproyeksikan akan mengantongi pendapatan sebesar Rp 4,91 triliun dengan laba bersih Rp 1,05 triliun. Lalu, dari sisi harga CPO, Catherina meyakini harga CPO masih akan tetap bertahan di atas MYR 4.000 per ton. Menurutnya, sentimen yang akan menyokong harga CPO adalah kuatnya permintaan dari India dan China serta adanya kebijakan pungutan ekspor yang baru. Baca Juga: Ini rekomendasi saham MYOR setelah catatkan kinerja oke di semester 1 2021 Oleh karena itu, Catherina pun meningkatkan proyeksi ASP CPO pada tahun ini menjadi MYR 3.800 per ton dari semula MYR 3.500 per ton.
LSIP Chart by TradingView