Berkurangnya pasokan Nigeria memanaskan minyak



JAKARTA. Minyak menorehkan penguatan secara mingguan, dipicu oleh harapan investor akan berkurangnya pasokan dari Amerika Serikat (AS) ke Nigeria. Hal ini cukup untuk melawan kekhawatiran kembalinya pasokan dari Kanada setelah kebakaran hutan mereda.

Mengutip Bloomberg, Jumat (13/5) pukul 19.41 WIB, harga minyak kontrak pengiriman Juni 2016 di New York Mercantile Exchange terkikis 0,98% ke level US$ 46,24 per barel. Dalam sepekan terakhir, minyak menguat 3,5%.

Exxon Mobil Corp. menyatakan akan memohon klausul hukum agar mengizinkan pihaknya menangguhkan pengiriman minyak mentah Qua Iboe dari Nigeria tanpa melanggar kontrak. Pasalnya, serangan kelompok militan telah memangkas produksi minyak Nigeria hingga 600.000 barel per hari. Di saat yang sama produksi minyak AS juga turun di minggu kesembilan.


Di sisi lain, Enbridge Inc saat ini kembali menyiapkan pipa pengiriman minyak setelah kobaran api kebakaran di Alberta, Kanada mulai mereda.

Harga minyak telah kembali pulih setelah merosot ke level terendah sejak 2003 pada awal tahun ini. Tanda - tanda kekenyangan pasokan global mulai berkurang setelah pasokan minyak AS terus turun. International Energy Agency mengatakan, surplus pasokan global pada semester pertama tahun ini akan lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.

"Gangguan di Nigeria kemungkinan lebih penting dari gangguan yang terlihat di Kanada karena memiliki potensi terjadi berkepanjangan," ujar Jen Naervig Pedersen, analis di Danske Bnk S/S di Oslo, seperti dikutip Bloomberg.

Namun, saat fundamental yang lebih kuat berhasil mengalahkan sentimen negatif, keuntungan minggu ini sepertinya tidak mungkin berlanjut. "Harga minyak kemungkinan akan konsolidasi di sekitar level ini," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto