Berlari untuk mendukung eksistensi batik



KONTAN.CO.ID -Lomba lari tak melulu sekedar kegiatan lari. Tidak sedikit penyelenggara lomba yang juga mengusung misi tertentu dan keunikan tersendiri. Mandiri Tjanting Run 2017 yang digelar Ahad (24/9), misalnya.

Yayasan Tjanting Batik Nusantara dengan menggandeng Bank Mandiri menghelat lomba lari dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh 2 Oktober nanti. "Acara ini digagas bagi para pelari untuk menikmati kegiatan berlari sekaligus mendukung eksistensi batik Indonesia," kata Erna Laksmana, Ketua Panitia Tjanting Funday 2017.

Sekitar 2.500 pelari ikut ambil bagian dalam hajatan lari yang mengambil rute di Alam Sutera, Tangerang Selatan ini. Perhelatan untuk kedua kali sejak 2016 tersebut memperlombakan dua kategori: 5K (jarak lima kilometer) dan 10K (jarak sepuluh kilometer).


Buat Hasbi M, peserta 10K, lomba Mandiri Tjanting Run 2017 menyenangkan. Jalur larinya teduh dan lingkungannya lumayan segar. Sebab, hampir sepanjang jalur tumbuh pohon trembesi. "Jadi, lari pun terasa tetap menyenangkan bagi pelari setua saya," ujar pria asal Bogor ini.

Tak cuma pelari dewasa, sejumlah pelari cilik juga ikut serta, bahkan di kategori 10K. Wicaksono Satyawira, contohnya. Salah satu pelari termuda di Mandiri Tjanting Run 2017 ini sukses melahap rute 10K. "Rutenya bagus cuma water station hanya menyediakan air mineral," ucap pelajar kelas 3 SD berusia delapan tahun ini.

Pagelaran lari itu juga cukup istimewa. Sebab, para pelari mendapat kaos lomba (jersey race) dengan desain batik cirebon bermotif sawat yang menyerupai sayap.

"Kami bangga, para pelari sudah menjadikan diri bagian dari upaya kami bersama mendukung batik Indonesia sebagai salah satu warisan budaya dunia yang diakui UNESCO," kata Erna.

Oh, iya, Tjanting Run merupakan gelaran lomba lari sebagai rangkaian acara Tjanting Funday. Kali ini, Tjanting Funday mengangkat tema Bring Culture with Tjanting Run. Batik Cirebon dengan motif sawat jadi pilihan tema batik.

Info saja, Cirebon adalah titik awal perjalanan jalur batik. Sedang ornamen sawat terdapat pada motif larangan atau khusus dipakai raja dan putranya. Sawat yang mirip sayap berarti angin atau udara yang memberikan kehidupan. Nah, orang yang mengenakan motif ini akan mampu memberikan kehidupan kepada sesama.

Selain Mandiri Tjanting Run, Tjanting Funday juga berisi acara bazar, talkshow, workshop, dan fashion show. Rangkaian acara ini berlangsung dua hari, 21-22 September lalu.

Mandiri Tjanting Run 2017 juga membawa misi sosial. Para pelari diajak menyumbang sepatu olahraga layak pakai untuk anak sekolah bekerjasama dengan Yayasan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh.

Tujuan dari Mandiri Tjanting Run 2017, Erna menambahkan, juga untuk melestarikan dan melindungi batik sebagai warisan budaya bangsa. Serta, membuat acara ini menjadi program yang berkelanjutan dengan berbagai manfaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa