Berlomba naik BUKU, persaingan makin ketat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pertumbuhan kredit yang landai, sejumlah bank kecil pasang target untuk segera naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3. Ditambah dengan PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang telah menjadi BUKU 4, persaingan industri perbankan diprediksi bakal makin ketat.

Meningkatkan kelas BUKU memang jadi salah satu langkah yang bisa diambil bank guna mendongkrak kinerjanya. Sebab, makin tinggi kelas BUKU bank, makin luas pula layanan dan jangkauan yang dimiliki bank.

Baca Juga: Sesuaikan tarif, begini besaran saldo deposito BNI efektif per 5 Desember 2019


PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) misalnya tahun depan menargetkan untuk bisa jadi BUKU 3. Juru Bicara perseroan Rully Nova menjelaskan guna menunaikan target tersebut perseroan bakal meningkatkan modal inti dengan menahan laba.

“Kami masih optimistis bisa naik BUKU 3 dengan secara organik melalui laba ditahan pada 2020,” katanya kepada Kontan.co.id.

Per September 2019, modal inti perseroan tercatat senilai Rp 4,60 triliun. Sehingga untuk mencapai BUKU 3 dengan modal inti di atas Rp 5 triliun, perseroan masih butuh Rp 400 miliar.

Nilai tersebut berpotensi besar dapat diraih perseroan hingga akhir tahu, sebab dari laporan keuangan Oktober 2019 perseroan telah laba bersih senilai Rp 454,61 miliar. Sementara tahun lalu, perseroan berhasil meraih laba bersih senilai Rp 537,97 miliar.

Baca Juga: Bank Royal vs Bank Artos, persaingan bank digital makin seru

“Hingga akhir tahun kami menargetkan bisa meraih pertumbuhan laba bersih 10% dibandingkan akhir 2018,” lanjut Rully.

Adapula PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR) yang ambil langkah lebih agresif untuk naik ke BUKU 3 via rights issue. Perseroan bakal menggelar aksi tersebut pertengahan Desember mendatang dengan melepas 32 miliar saham baru dengan nominal Rp 100.

Jika harga pelaksanaan sesuai harga nominal saja, perseroan akan dapat menghimpun dana Rp 3,2 triliun dan otomatis masuk ke BUKU 3. Sebab per September 2019 modal inti perseroan tercatat senilai Rp 2,17 triliun.

Editor: Handoyo .