KONTAN.CO.ID - Akhir-akhi ini permainan jadul,
lato-lato, kembali digemari banyak orang. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bermain permainan ini. Cara memainkan permainan ini cukup sederhana, Anda cukup mengayun-ayunkan
lato-lato sehingga kedua bola berbenturan dan menimbulkan bunyi yang cukup nyaring. Bunyi lato-lato ini kerap kali mengganggu kenyamanan, bahkan ada beberapa laporan tentang bahaya lato-lato dimana anak terluka saat bermain permainan jadul ini.
Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Koentjoro, memberikan tanggapannya tentang fenomena ini. Dia menyebutkan ada sisi positif yang perlu dipahami oleh masyarakat terkait permainan lato-lato bagi anak-anak.
Baca Juga: Pendaftaran Ajinomoto Scholarship 2024 Dibuka, Bebas Biaya Kuliah & Dapat Tunjangan Manfaat lato-lato untuk anak.
Koentjoro menjelaskan, salah satu manfaat dari bermain lato-lato adalah mengurangi ketergantungan anak untuk bermain gawai. “Segi positifnya ketergantungan anak pada handphone (HP) jadi berkurang. Dulunya waktu untuk main HP sekarang ke lato-lato,” jelasnya, dikutip dari situs UGM. Tidak hanya itu, Koentjoro menjelaskan melalui permainan
lato-lato anak-anak dapat melatih konsentrasi, ketangkasan fisik, kepercayaan diri, sosialisasi, dan lainnya. “Lato-lato ini bisa menjadi sarana anak berolahraga, belajar konsentrasi secara murah,” tuturnya. Terkait lato-lato yang melukai anak-anak ketika memainkannya, Koentjoro menyampaikan bahwa kehadiran orang tua dalam hal ini menjadi sangat penting. Menurutnya, peran orang tua menjadi krusial untuk memberikan pemahaman atau mengedukasi anak-anak terkait cara, aturan, hingga bahaya dari setiap permainan yang dimainkan termasuk lato-lato. “Peran orang tua harus ada, bermain dengan aman harus diajarkan kepada anak. Aturan kapan main juga dijelaskan seperti saat memakai HP, agar tidak mengganggu lingkungan,” ucapnya. Apakah sekolah juga perlu melarang lato-lato? Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini kurang setuju jika sekolah melarang lato-lato.
Baca Juga: Ikut SNBP Tahun 2023? Ini Kriteria Penilaian SNBP yang Wajib Diketahui Siswa Sekolah disini juga memiliki peran untuk memberikan pengertian pada siswanya akan aturan dan cara bermain lato-lato yang aman dan tidak mengganggu lingkungan.
Menurutnya, sekolah justru bisa menjadi fasilitator bagi anak dalam menyalurkan hobi bermain lato-lato. Misalnya dengan mengadakan lomba lato-lato yang tidak hanya sebagai sarana menampung hobi anak, tetapi juga mengajarkan bagaimana bermain secara jujur dan sportif. “Sekolah mengingatkan. Bukan hanya sekedar melarang karena berbahaya atau membiarkan saja, namun anak-anak diingatkan bahaya lato-lato bagi diri sendiri dan orang lain serta kapan bisa bermain biar peka terhadap lingkungan,” jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News