Bermimpi menjadi Amazon-nya Indonesia



KONTAN.CO.ID - Dalam tiga tahun belakangan, bisnis digital di bidang logistik banyak bermunculan di tanah air. Konsepnya, sih, serupa tapi tidak sama. Pengiriman lewat kurir namun pelanggan menggunakan aplikasi atau situs untuk melacak barang miliknya.

Namun layanan semacam itu saja tak cukup menjawab kebutuhan banyak pelanggan, terutama pelaku usaha yang membutuhkan jasa logistik tiap hari dalam skala besar. Celah ini lah yang dengan jeli dimasuki oleh Iruna e-Logistics, dengan menawarkan solusi komprehensif yang mereka sebut end to end solution untuk pelaku bisnis, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Adalah Yan Hendry Jauwena dan Juan Tanri yang menjadi otak di belakang perusahaan rintisan (startup) di bidang logistik ini. Keduanya sudah malang melintang di bisnis logistik sebelum muncul ide untuk merintis Iruna awal 2016.


Juan yang juga berperan sebagai Chief Strategic and Innovation Iruna bercerita, ide menciptakan usaha logistik sudah muncul ketika mereka masih bekerja di sebuah perusahaan logistik. Tapi barulah pada Oktober 2016, Juan dan Yan mewujudkan gagasan tentang Iruna dengan melakukan pitching atawa presentasi untuk mendapatkan pendanaan.

Enggak butuh waktu lama,  Januari 2017, beberapa investor malaikat (angel investor) mengucurkan dana untuk merealisasikan Iruna. Walau tak menyebutkan angka investasi dari investor, Juan menjekaskan, sekitar 30% dana itu digunakan untuk mendirikan gudang yang mereka sebut fulfillment center di sejumlah kota. Sisanya mereka gunakan untuk pengembangan teknologi, pemasaran, dan sumber daya manusia.

Iruna saat ini sudah mempekerjakan 70 karyawan. Mayoritas bekerja di bagian operasional, seperti pengiriman dan urusan di gudang.

Untuk mendukung kegiatan pengiriman barang, Iruna memiliki 25 mobil van dan 70 sepeda motor. “Saat ini, ada dua gudang yang sudah beroperasi, yakni di Jakarta dan Surabaya,” ucap Juan.

Meski baru beroperasi April 2017 lalu, Juan mengatakan, pertumbuhan bisnis Iruna sangat cepat. Tiap bulan jumlah order yang masuk bertambah dua kali lipat.

Pada April, startup ini baru melayani 20-30 order per hari. Sekarang, jumlahnya naik menjadi 300 order sehari. Sampai akhir tahun, Iruna menargetkan bisa mengantongi omzet hingga Rp 100 miliar.

Tak sekadar kirim

Lantas, apa sih perbedaan layanan Iruna dibanding perusahaan jasa logistik lainnya? Kebanyakan pebisnis logistik termasuk logistik online fokus mengirimkan barang dari pengirim ke penerima.

Nah, Iruna tidak begitu. Perusahaan rintisan ini mengurus semua kebutuhan logistik, mulai pengambilan produk, penyimpanan di gudang, dokumentasi atau foto produk, pemasaran di toko online yang menjadi mitra bisnis, pengemasan, hingga pengiriman ke alamat pelanggan.

Juan menerangkan, Iruna berangkat dari masalah yang ditemui pelaku UMKM. Untuk urusan keuangan terutama permodalan, sudah banyak teknologi finansial yang menawarkan jasa keuangan. Urusan pemasaran juga telah dipermudah dengan kemunculan e-commerce atau marketplace.

Namun untuk ranah logistik, perusahaan lain hanya mengurus pengiriman barang. Padahal, pelaku UMKM terkendala di bagian penyimpanan barang, pengemasan, juga foto produk. “Banyak produk UMKM yang ditolak di marketplace karena dianggap tidak memenuhi standar mereka,” kata Juan.

Inilah yang membuat Iruna turun tangan mengurus banyak hal yang berkaitan dengan logistik produk. Dengan kelengkapan jasa yang ditawarkan, sejauh ini belum ada startup yang menyerupai Iruna.

Di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Iruna punya gudang seluas 5.000 meter persegi dengan fasilitas lengkap. Misalnya, teknologi pengamanan 24 jam dan kamera pengawas (CCTV) di banyak sudut.

Iruna juga memiliki fasilitas penyimpanan dengan controlled environment, yaitu ruangan untuk produk berkebutuhan khusus dengan pengaturan suhu, kelembapan, sekaligus pencahayaan.

Dari segi kapasitas, Juan menjelaskan, gudang mereka di Sunter bisa  menampung 50.000 order per hari. Kisaran tarif untuk menggunakan fasilitas fulfillment center tersebut ialah Rp 5.000 per item–Rp 8.000 per item per hari.

Kapasitas bisnis Iruna bakal semakin besar  karena awal bulan ini, Iruna mulai mengoperasikan gudang seluas 2.500 meter persegi di Surabaya, Jawa Timur. Di ujung 2017 nanti, mereka bakal membangun gudang di Medan, Sumatra Utara. Hingga akhir 2018, Iruna berencana membangun gudang di Yogyakarta, Balikpapan, Makassar, dan Ambon.

Walaupun target utamanya UMKM, kata Juan, kontribusi pendapatan dari sektor itu belum mendominasi pemasukan Iruna. Sejauh ini 50% pendapatannya masih berasal dari pelanggan e-commerce. Jumlahnya hingga 15 e-commerce, seperti Aku Laku, Blibli, dan Livaza. Iruna juga telah menggaet pelanggan korporasi, salah satunya Orang Tua Group, yang memercayakan urusan logistik beberapa mereknya pada Iruna.

Kontribusi pendapatan dari pelanggan korporasi dan UMKM masing-masing 25%. “Kami melayani lebih dari 50 UMKM di Jabodetabek,” ujarnya.

Meski layanan Iruna cukup lengkap, pelanggan tak harus menggunakan semua layanan itu ketika memakai jasa Iruna. Perusahaan ini terbuka untuk layanan tertentu, misalnya, pengiriman barang saja.

Untuk layanan pengiriman produk, Iruna menawarkan tiga pilihan: premium untuk jaminan tiga jam sampai, pengiriman di hari yang sama, dan reguler yang sampai ke alamat tujuan keesokan hari. Tarifnya mulai Rp 16.000 per kilogram.

Selanjutnya, pelanggan bisa memantau status produk mereka secara online dan real time melalui Iruna Power Seller atau POWS. Aplikasi ini memungkinkan pengguna melihat ringkasan penjualan, status pemesanan, laporan transaksi, pengiriman, hingga stok barang yang tersedia. Integrasi data dalam satu sistem digital ini yang diunggulkan Iruna dibanding perusahaan logistik lain.

Membesarkan UMKM

Dengan integrasi digital ini, Iruna berharap pebisnis terutama pelaku UMKM bisa fokus memikirkan urusan lain, seperti masalah keuangan atau produksi barang. “Urusan logistik serahkan saja pada Iruna biar kami tangani,” kata Juan.

Memang, Iruna menaruh perhatian besar untuk mendukung UMKM di Indonesia. Bahkan, salah satu mimpi startup ini, UMKM atau merek lokal bisa mengglobal dengan jasa yang Iruna tawarkan.

Caranya, dengan memasarkan produk lokal di e-commerce luar negeri. Dengan mendaftarkan usaha di sistem Iruna, pelaku UMKM secara otomatis terdaftar ke semua toko online yang bermitra dengan perusahaan ini.

Namun, untuk mewujudkan mimpi tersebut, jalannya tidak mudah. Menurut Juan, Iruna masih harus gencar melakukan edukasi ke pengusaha mikro, kecil, dan menengah.

Maklum, kebanyakan pelaku UMKM belum menyadari potensi pengembangan bisnis yang besar ketika semua urusan logistik bisa dipermudah. “Kami bergabung dengan banyak komunitas, supaya mereka tahu keberadaan Iruna dan bisa berkembang bersama,” ujar Juan.

Dalam jangka panjang, Juan menuturkan, Iruna ingin melebarkan sayap bisnisnya seperti Amazon. Kendati lebih dikenal sebagai perusahaan raksasa ritel online, Amazon juga merupakan perusahaan logistik berskala internasional.

Semoga terwujud, ya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan