Bermodalkan US$ 155 Juta, ELTY Ekspansi Lagi



JAKARTA. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) segera mengantongi dana segar sebesar US$ 155 juta, yang berasal dari hasil penerbitan obligasi konversi. Duitnya akan dipakai untuk menyokong sejumlah proyek propertinya.

Anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk ini akan memfokuskan pengembangan properti di kawasan Jakarta dan Bogor. Di Kota Hujan ini, ada proyek Bogor Nirwana Residence. Adapun proyek prestisius di Jakarta adalah Rasuna Epicentrum.

Menurut Sekretaris Perusahaan ELTY, Nuzirman Nurdin, pihaknya memproyeksikan kinerja pada tahun ini bisa tumbuh 20%-30% dari realisasi sepanjang tahun lalu. Keyakinan ini diperkuat oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Berjalannya roda ekonomi bisa mengerek permintaan properti.


Di sisi lain, ELTY juga tidak mengkhawatirkan kondisi keuangannya. Sebab, kata Nuzirman, skema obligasi konversi adalah cara paling pas dalam upayanya mendukung ekspansi usaha. "Apalagi, para pemegang obligasi biasanya akan mengeksekusi haknya dengan mengonversi saham," kata Nuzirman. Ini tentu akan menyusutkan rasio utangnya terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER). Sampai 30 September 2009, DER ELTY mencapai 0,26 kali.

Selain itu, tutur Nuzirman, bunga obligasi konversi umumnya lebih rendah. Dari surat utang bertenor lima tahun ini, ELTY harus membayar bunga sebesar 8,625% per tahun, yang penetapannya dilakukan, kemarin.

Para analis melihat, rencana aksi korporasi ELTY menerbitkan obligasi konversi bisa membuat kinerjanya membaik. Sebab, sejumlah proyek ELTY sempat tertunda. Analis Bahana Securities, Natalia Sutanto, mengatakan ada beberapa proyek ELTY yang menunggu pendanaan. Misalnya, The Grove Condominium, Wave Condominium, Bogor Nirwana Residence serta Aston Bogor Hotel.

Rasio utang wajar

Prospek bisnis ELTY semakin cerah lantaran pemerintah melonggarkan hak kepemilikan asing di properti pada tahun ini. Aturan lama hanya membolehkan asing memiliki properti selama 20 tahun. Ketentuan baru mengizinkan asing memiliki properti hingga 75 tahun. Natalia melihat, aturan ini akan berefek positif ke bisnis apartemen ELTY.

Analis BNI Securities, Maxi Liestyaputra, berpendapat, saat ini kondisi keuangan ELTY cukup aman. Artinya, jika menambah utang berupa obligasi konversi sebesar US$ 150 juta, hal itu tidak terlalu membebani kantongnya.

Hal senada disampaikan Christine Salim, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia. Menurutnya, sebelum ELTY menerbitkan obligasi konversi, total utang bank senilai Rp 598 miliar dan utang obligasi Rp 500 miliar. Dari jumlah itu, sebesar Rp 220 miliar akan jatuh tempo pada 2011. Kala itu, DER ELTY 0,28 kali.

Natalia menghitung, jika obligasi konversi masuk dalam kewajiban ELTY, maka DER-nya bisa 0,56 kali. Angka ini dinilai masih wajar. Ketiga analis merekomendasikan beli saham ELTY. Natalia menargetkan Rp 300 dan Chritine memasang Rp 390 per saham. Adapun Maxi mematok target tinggi, Rp 730 per saham. Kemarin, harga saham ELTY anjlok 5,56% menuju Rp 255 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test