KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bernard Arnault, pendiri sekaligus CEO dari LVMH, perusahaan barang mewah terbesar di dunia, mengalami penurunan kekayaan hampir US$10 miliar dalam sehari setelah harga saham perusahaannya turun sebesar 7%. Penurunan ini terjadi akibat laporan penurunan tak terduga pada penjualan kuartal ketiga LVMH.
Penurunan Penjualan LVMH di Kuartal Ketiga 2024
Pada hari Selasa, LVMH mengeluarkan laporan perdagangan yang menunjukkan penurunan penjualan sebesar 3% pada kuartal ketiga tahun 2024, mencapai angka €19,1 miliar (US$21 miliar). Hal ini menyebabkan saham perusahaan tersebut anjlok.
Sebelum laporan ini dipublikasikan, kekayaan Arnault diperkirakan mencapai US$190 miliar, namun kini ia kehilangan US$8 miliar dari total kekayaannya. Pada awal tahun 2024, Arnault merupakan orang terkaya di dunia, dengan puncak kekayaannya mencapai US$231 miliar pada bulan Maret. Namun, penurunan penjualan LVMH sejak saat itu menyebabkan kekayaannya terus menurun.
Baca Juga: Penjualan LVMH Turun Signifikan, Ini Biang Keroknya! Hanya sebulan yang lalu, Arnault terjatuh ke posisi kelima dalam daftar orang terkaya di dunia setelah harga saham LVMH turun sebesar 20%, yang mengakibatkan pemotongan kekayaannya sebesar US$54 miliar. Pada bulan Mei, ia juga mengalami kerugian sebesar US$11,2 miliar ketika saham LVMH turun sebesar 5%. Meskipun mengalami kerugian besar, Arnault yang kini berusia 75 tahun, masih memiliki kekayaan senilai US$182 miliar, menurut Indeks Miliarder Bloomberg.
Penyebab Penurunan di LVMH
LVMH menyalahkan penurunan penjualan yang mengejutkan di kuartal ketiga ini pada lemahnya belanja konsumen Tiongkok. Mereka juga memperingatkan adanya "lingkungan ekonomi dan geopolitik yang tidak pasti." Jean-Jacques Guiony, Chief Financial Officer LVMH, menyatakan bahwa belum jelas apakah langkah-langkah stimulus terbaru dari pemerintah Tiongkok akan cukup untuk meningkatkan belanja di wilayah tersebut.
Penurunan juga terlihat di divisi mode dan barang kulit LVMH, yang merupakan indikator utama untuk sektor barang mewah. Divisi ini mengalami penurunan penjualan sebesar 5%, yang merupakan penurunan pertama sejak pandemi tahun 2020.
Baca Juga: LVMH Menandatangani Kesepakatan Sponsor Utama dengan F1, Menggantikan Rolex Selain penurunan dalam divisi mode, LVMH juga melaporkan kinerja yang buruk pada divisi wine dan spirits selama paruh pertama tahun 2024. Jean-Jacques Guiony berkomentar bahwa situasi global, baik secara geopolitik maupun makroekonomi, mungkin tidak mendorong orang untuk merayakan dan membuka botol sampanye, mengakibatkan penurunan volume penjualan yang mencapai dua digit.
Editor: Handoyo .