KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian global membuat banyak orang bingung elemen investasi apa yang aman namun tetap cuan. Emas kerap kali disebut sebagai investasi yang jadul karena zaman sekarang banyak yang lebih suka saham, reksadana, ataupun kripto. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut, tingginya inflasi Amerika Serikat (AS) dan keputusan menaikan suku bunga membuat banyak ketidakpastian yang menyebabkan ekonomi global tidak menentu. “Apalagi ketegangan China-Taiwan serta semenanjung Korea juga meningkat membuat emas akan baik sebagai instrumen investasi baik pendek maupun panjang,” jelas Ibrahim dalam keterangannya, Sabtu (25/6).
Serupa dengan Ibrahim, Bareyn Mochaddin, Perencana Keuangan mengatakan, adanya ketidakpastian geopolitik, konflik antara Rusia dan Ukraina, serta pandemi yang masih berlangsung, kemungkinan akan mendukung harga emas. Dia menjelaskan adanya ketidakpastian yang kerap membuat harga emas terkerek naik. Contohnya, saat awal pandemi, dan saat invasi Rusia ke Ukraina pertama kali, harga emas cenderung naik. Namun menurutnya, seorang investor harus tahu dulu apa kebutuhan dan pencapaian investasinya untuk memutuskan memilih emas sebagai elemen investasi. “Imbal hasil dari emas seperti apa yang dicari? Apa kebutuhannya?,” tegas Bareyn.
Baca Juga: Harga Emas Antam Stagnan di Level Rp 992.000 Per Gram Hari Ini, Sabtu (25/6) Menurutnya, kenaikan suku bunga The Fed beberapa waktu lalu terlihat melemahkan nilai emas. Jadi kalau berbicara investasi jangka pendek, mungkin saat ini investasi emas tidak terlalu menarik. Akan tetapi, seperti yang telah diketahui, secara historis harga emas terus naik seiring dengan waktu. Jika saat ini sedang turun, ada kemungkinan nanti bisa naik lagi dan ambil profit saat naik nanti. “Sehingga, bilapun ingin berinvestasi emas, kiranya bisa disimpan untuk jangka waktu yang panjang. Beli saat turun sekarang dan emas juga bisa digunakan sebagai instrumen untuk memyimpan dana darurat,” pungkas Bareyn. Lalu bagaimana jika ingin berinvestasi emas? Pertama-tama pastikan membeli emas di PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang merupakan salah satu perusahaan penyedia emas batangan terbaik, yang kualitas serta keamanannya terjamin saat membeli. Kedua, tentukan tujuan investasi. Emas kerap dijadikan sebagai instrumen investasi jangka panjang dan dijadikan dana pensiun, dana pendidikan anak, liburan, biaya haji, atau tujuan keuangan lainnya dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan, hingga dana darurat. Setelah mengetahui tujuan investasi, dapat mulai masuk ke tahap perencanaan keuangan sehingga dapat menyesuaikan alokasi gaji dengan dana investasi setiap bulannya. Ketiga pahami kadar, karat, dan juga perkembangan harga emas. Kadar karat adalah ukuran tingkat kemurnian emas. Logam mulia atau emas batangan memiliki tingkat kemurnian 99,9% karena tidak ada campuran jenis logam lainnya seperti perak, platinum, dan logam lainnya. Pada produk Antam, ada cap khas yang menunjukkan logo perusahaan dan tingkat kemurniannya. Setelah paham hal tersebut, mulai perhatikan perkembangan harga emas Antam. Emas tidak pernah mengalami penurunan nilai secara signifikan dan justru naik secara jangka panjang.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 7.000 ke Level Rp 992.000 Per Gram Hari Ini, Jumat (24/6) Momentum saat harga turun menjadi waktu yang tepat untuk membeli emas. Lalu, dapat menjualnya di saat harga logam mulia mulai naik atau saat ada kebutuhan khusus lainnya. Keempat adalah rutin dalam berinvestasi. Dalam investasi apapun rutin atau konsisten menjadi hal penting.
Alokasikan misalnya setiap bulan atau tiga bulanan dari sebagian penghasilan untuk berinvestasi sehingga bisa memperoleh imbal hasil atau keuntungan yang optimal di masa depan karena aset ini mampu bertahan di tengah inflasi atau kondisi perekonomian dunia yang tidak stabil. Kelima simpan di tempat yang baik dan benar agar tidak rusak. Umumnya, investor menyimpan aset berharganya
Safe Deposit Box (SDB) di bank atau di dalam brankas di rumah. Namun, harus menanggung biaya tambahan untuk menyimpannya di SDB. Di samping itu, penyimpanan di rumah juga dapat berisiko pencurian. Bagaimana, sudah siap berinvestasi mulai sekarang? Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto