KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lewat kuartal pertama tahun ini, kinerja PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mengalami penurunan. Untuk diketahui, sepanjang kuartal pertama tahun ini pendapatan operasi IPCC berada di angka Rp 175,64 miliar. Angka ini turun 8,11% dari pendapatan operasi periode sama tahun lalu yang senilai Rp 191,15 miliar. Sedangkan beban pokok pendapatan senilai Rp 104,88 miliar atau naik 13,69% dari periode sama tahun lalu yang senilai Rp 92,25 miliar. Sementara beban umum dan administrasi mengalami penurunan 28,7% dengan nilai Rp 21,39 miliar dari kuartal-1 tahun 2023 lalu yang senilai Rp 30 miliar. Sedangkan beban operasi lain harus naik 90,12% dengan nilai Rp 4,43 miliar dari sebelumnya senilai Rp 2,33 miliar.
Beberapa kenaikan beban ini membuat laba tahun berjalan atau laba bersih IPCC juga tertekan. Turun 9,3% dengan nilai Rp 38,39 miliar jika dibandingkan dengan laba di kuartal-1 tahun 2023 lalu yang senilai Rp 42,33 miliar.
Baca Juga: Simak Target Operasional Mitrabara Adiperdana (MBAP) di Tahun 2024 Pihak IPCC mengatakan, perseroan di awal tahun 2024 ini langsung dihadapkan dengan kontestasi politik pelaksanaan pemilu dalam negeri dan kondisi geopolitik internasional yang menyebabkan penurunan kargo ekspor khususnya pada bulan Januari dan Februari. Hal tersebut secara tidak langsung berpotensi mempengaruhi keseluruhan jumlah kargo yang ditangani IPCC. Dimana, kondisi ini juga membuat sebagian masyarakat melakukan penundaan dalam membeli kendaraan, khususnya mobil, sambil melihat kondisi perekonomian yang membaik. Dalam menjawab dinamika tersebut, perusahaan terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang mampu beradaptasi dengan teknologi terbaru seperti sertifikasi keahlian bagi SDM bidang operasional. Pada triwulan I tahun 2024, IPCC telah melayani kargo internasional sebesar 96 ribu unit yang terdiri dari CBU baik impor maupun ekspor, alat berat, truck/bus dan general cargo dimana terdapat penurunan secara keseluruhan, khususnya kargo CBU sebesar 17,25% YoY. Namun kondisi ini bersifat sementara dan diperkirakan bergerak normal pada kuartal berikutnya. Secara total, situasi ini berimbas pada laba bersih Perseroan yang tercatat turun 9% dari tahun sebelumnya dengan periode yang sama. Sejalan belum tercapainya kinerja keuangan IPCC pada triwulan I 2024, Perusahaan telah menetapkan langkah-langkah strategis untuk mendongkrak pendapatan di tahun 2024 secara keseluruhan.
Baca Juga: Segar Kumala (BUAH) Targetkan Impor Buah Lebih dari 114.000 Ton di Tahun 2024 Di antaranya ekspansi bisnis kerjasama layanan VDC (Vehicle Distribution Centre) dengan
automaker Jepang, penjajakan potensi kerjasama layanan kargo CBU mobil listrik Tiongkok, rencana kolaborasi Anorganik Car Carrier IPCC dengan
logistic company serta implementasi
single billing sebagai bentuk optimalisasi layanan operasional kepada para pelanggan. Sugeng Mulyadi, Direktur Utama IPCC mengatakan pihaknya percaya pada triwulan berikutnya IPCC mampu mengejar ketertinggalan ini mengingat kegiatan ekspor pada bulan Maret telah berjalan normal dan cenderung mengalami peningkatan. “Salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja Perusahaan adalah dengan penerapan skema
single billing didukung dengan standarisasi dan transformasi layanan operasi," jelasnya dalam pertanyaan tertulis yang diterima Kontan, Kamis (2/5).
Editor: Tendi Mahadi