Beroperasi tahun 2021, ini besaran tarif tol dalam kota Jakarta tahap I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jakarta Tollroad Development (JTD) memastikan tol dalam kota Jakarta tahap I yang menyambungkan Semanan-Sunter-Pulo Gebang sepanjang 30 kilometer (km) akan beroperasi pada tahun 2021. Perusahaan ini akan memberlakukan tarif sekitar Rp 35.000 untuk lintasan tersebut saat beroperasi nantinya.

JTD telah resmi mendapatkan kepastian pendanaan untuk membangun jalan tol dengan investasi Rp 21 triliun tersebut setelah meneken perjanjian sindikasi sebesar Rp 13,7 triliun yang melibatkan 29 bank pada 27 November 2018. Setelah pendanaan jelas, pembangunan jalan bebas hambatan tersebut bisa semakin dikebut.

Pembangunan proyek tersebut akan dibagi dalam tiga segmen yakni A, B dan C. Segmen A akan menghubungkan Pulo Gebang-Kelapa Gading, segmen B menyambungkan antara Semanan-Grogol, dan segmen C dari Glogol menuju Kelapa Gading.


Segmen A telah dibangun sejak Januari 2017 dengan mengandalkan modal internal perusahaan dan hingga saat ini progres pembangunannya telah mencapai 30%. Segmen ini ditargetkan akan beroperasi pada akhir 2019. Sedangkan konstruksi fisik segmen B akan dimulai awal tahun depan dan selanjutnya akan diikuti dengan pembangunan segmen C sehingga secara total ditargetkan akan beroperasi pada 2021.

Reynaldi Hermasjah, Direktur Keuangan JTD mengatakan, tarif dasar jalan tol dalam kota tahap I itu telah ditetapkan oleh Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) sebesar Rp 2.200 per kilometer (km). Perusahaan memperkirakan tarif segmen A saat beroperasi akhir tahun depan akan dikenakan sekitar Rp 18.000 untuk kendaraan golongan I. Tarifnya masih akan sama saat segmen B beroperasi. "Sehingga saat semua beroperasi tarifnya sekitar Rp 35.000. Perhitungannya tidak plek dihitung dari panjang dikalikan tarif dasar itu tetapi diambil dari skema panjang rata-rata," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (27/11).

Reynaldi memandang tarif tersebut sudah pas karena lintasan jalan tol tersebut cukup panjang dan berlakunya baru akan tahun 2021 dimana tingkat inflasi akan meningkat dari posisi saat ini. Menurutnya, jalan bebas hambatan tersebut tetap akan menjadi salah satu pilihan akses masyarakat di tengah kondisi jalan nasional arteri Jakarta yang semakin padat.

Proyek tol dalam kota tersebut akan dibangun secara melayang atau elevated sehingga tidak membutuhkan lahan yang sangat besar. Kebutuhan lahannya hanya untuk pintu tolnya saja. Saat ini progres pembebasan lahannya sudah 98% dan ditargetkan akan rampung seluruhnya pada Desember 2018.

Direktur Utama JTD Frans S Sunito mengungkapkan, progres pembangunan segmen A tergolong cukup bagus karena hanya memaksimalkan modal yang ada dulu selama ini. "Total investasi yang sudah digelontorkan untuk bangun proyek ini mencapai Rp 1 triliun lebih," ungkapnya.

Frans memperkirakan traffic atau lalu lintas harian rata-rata (LHR) tol jakarta dalam kota segmen A saat beroperasi pada tahun pertama beroperasi akan mencapai 50.000 kendaraan. Sedangkan jika tiga segmen telah beroperasi Semanan-Sunter-Pulo Gebang maka LHRnya diprediksi akan mencapai 150.000 kendaraaan.

Adapun pinjaman sindikasi yang didapatkan JTD memiliki jangka waktu 15 tahun. Bunga yang dikenakan kepada perusahaan selama dalam proses pembangunan mencapai 11%. Sementara saat sudah beroperasi penuh hingga masa pengembalian akan dikenakan kupon 10,35%.

Seperti diketahui, tol Jakarta dalam kota terdiri dari enam ruas dengan total panjang 69,77 km. Proyek ini akan dibangun dalam tiga tahap. Setelah tahap pertama, Jakarta Tollroad Development akan melanjutkan tahap II yang meliputi ruas Duripulo-Kampung Melayu dan Kampung Melayu-Kemayoran, serta tahap III terdiri dari ruas Ulujami-Tanah Abang dan Pasarminggu-Kasablanka.

Sementara JTD adalah konsorsium dari sejumlah perusahaan BUMD DKI Jakarta dan swasta. PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) tercatat menggengam 28,85% sahamnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) 25,15%, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) 20,5%, PT Pembangunan Jaya 18,27%, PT Jakarta Propertindo 3,18%, serta sisa kepemilikan saham sebesar 4,05% dimiliki oleh beberapa investor strategis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi