JINDO. Regu penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan penumpang selamat dalam kecelakaan kapal ferry Sewol di Korea Selatan. Sebanyak sembilan orang dinyatakan meninggal dan kurang lebih 290 orang masih hilang. Kim Byong-ok, salah satu anggota keluarga penumpang, tak bisa berhenti cemas menunggu hasil pencarian penumpang. Putranya menjadi salah satu penumpang kapal ferry Sewol yang terguling dan tenggelam pada Rabu pagi (16/4). Kim bilang, anaknya tidak enak badan di pagi hari sebelum berangkat. Namun, putranya tetap ikut dalam darmawisata menuju Pulau Jeju yang diselenggarakan Sekolah Menengah Atas (SMA) Danwon ini. "Seharusnya saya bilang, saya menyayanginya," tangis Kim. Sebagian besar penumpang kapal ferry ini merupakan siswa Danwon. Hanya 75 dari 325 siswa yang berhasil selamat. Danwon akan meliburkan sekolah hingga Senin mendatang. Sewol, berbobot mati 6.825 ton, berangkat dari Incheon menuju Pulau Jeju dengan jarak 264 mil. Sejauh ini, hanya 179 dari total 475 penumpang yang selamat. Mencari penumpang selamat Berpacu dengan kesempatan menemukan penumpang selamat, sebanyak 500 penyelam profesional dari penjaga pantai dan angkatan laut, bersama dengan 29 pesawat dan 169 kapal dikerahkan. Chonghaejin Marine Co, operator ferry, menyiapkan tiga kapal tongkang dan derek untuk mengangkat kapal yang tenggelam. Sementara itu, emosi pihak keluarga yang menunggu di Dermaga Peng Mok sekitar 20 kilometer dari spot kecelakaan, meluap sejak tim penyelamat menghentikan pencarian tadi malam. Cuaca buruk menyebabkan pencarian sempat dihentikan.Pencarian yang dimulai sejak pagi tidak mudah. Hujan deras memperpendek jarak penglihatan. "Kondisi sangan buram dan hampir tidak terlihat apapun," kata Hwang Jang-bok, seorang penyelam sukarelawan pada stasiun televisi setempat YTN.Dia bilang, para penyelam akan mengalirkan oksigen lewat selang-selang dan berharap bisa membantu penumpang selamat yang terjebak sebelum bantuan datang. "Yang terpenting menyelamatkan yang selamat," kata Hwang. Tim penyelemat mulai mencari ke badan kapal, khawatir banyak penumpang dan kru terjebak di dalam. Hanya sebagian kecil dari lambung kapal biru yang mencuat di permukaan. Tidak sempat menyelamatkan diriSewol terbalik lalu tenggelam dalam waktu dua jam. Penyebab tragedi ini belum diketahui. Kim Seong-mok, seorang siswa yang berhasil selamat bercerita, setelah sarapan, kapal ferry mendadak miring dan terdengar suara seperti tabrakan. Penumpang panik, namun kru mengumumkan agar penumpang menunggu hingga kapal kembali tegak. "Kru terus mengatakan agar kami tidak pindah," kata Kim, dikutip Telegraph. Namun, tiba-tiba para penumpang tergelincir dan menubruk satu sama lain sehingga sulit untuk keluar. Banyak juga yang tidak berhasil memecahkan kaca jendela ferry.
Berpacu dengan waktu menyelamatkan penumpang Sewol
JINDO. Regu penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan penumpang selamat dalam kecelakaan kapal ferry Sewol di Korea Selatan. Sebanyak sembilan orang dinyatakan meninggal dan kurang lebih 290 orang masih hilang. Kim Byong-ok, salah satu anggota keluarga penumpang, tak bisa berhenti cemas menunggu hasil pencarian penumpang. Putranya menjadi salah satu penumpang kapal ferry Sewol yang terguling dan tenggelam pada Rabu pagi (16/4). Kim bilang, anaknya tidak enak badan di pagi hari sebelum berangkat. Namun, putranya tetap ikut dalam darmawisata menuju Pulau Jeju yang diselenggarakan Sekolah Menengah Atas (SMA) Danwon ini. "Seharusnya saya bilang, saya menyayanginya," tangis Kim. Sebagian besar penumpang kapal ferry ini merupakan siswa Danwon. Hanya 75 dari 325 siswa yang berhasil selamat. Danwon akan meliburkan sekolah hingga Senin mendatang. Sewol, berbobot mati 6.825 ton, berangkat dari Incheon menuju Pulau Jeju dengan jarak 264 mil. Sejauh ini, hanya 179 dari total 475 penumpang yang selamat. Mencari penumpang selamat Berpacu dengan kesempatan menemukan penumpang selamat, sebanyak 500 penyelam profesional dari penjaga pantai dan angkatan laut, bersama dengan 29 pesawat dan 169 kapal dikerahkan. Chonghaejin Marine Co, operator ferry, menyiapkan tiga kapal tongkang dan derek untuk mengangkat kapal yang tenggelam. Sementara itu, emosi pihak keluarga yang menunggu di Dermaga Peng Mok sekitar 20 kilometer dari spot kecelakaan, meluap sejak tim penyelamat menghentikan pencarian tadi malam. Cuaca buruk menyebabkan pencarian sempat dihentikan.Pencarian yang dimulai sejak pagi tidak mudah. Hujan deras memperpendek jarak penglihatan. "Kondisi sangan buram dan hampir tidak terlihat apapun," kata Hwang Jang-bok, seorang penyelam sukarelawan pada stasiun televisi setempat YTN.Dia bilang, para penyelam akan mengalirkan oksigen lewat selang-selang dan berharap bisa membantu penumpang selamat yang terjebak sebelum bantuan datang. "Yang terpenting menyelamatkan yang selamat," kata Hwang. Tim penyelemat mulai mencari ke badan kapal, khawatir banyak penumpang dan kru terjebak di dalam. Hanya sebagian kecil dari lambung kapal biru yang mencuat di permukaan. Tidak sempat menyelamatkan diriSewol terbalik lalu tenggelam dalam waktu dua jam. Penyebab tragedi ini belum diketahui. Kim Seong-mok, seorang siswa yang berhasil selamat bercerita, setelah sarapan, kapal ferry mendadak miring dan terdengar suara seperti tabrakan. Penumpang panik, namun kru mengumumkan agar penumpang menunggu hingga kapal kembali tegak. "Kru terus mengatakan agar kami tidak pindah," kata Kim, dikutip Telegraph. Namun, tiba-tiba para penumpang tergelincir dan menubruk satu sama lain sehingga sulit untuk keluar. Banyak juga yang tidak berhasil memecahkan kaca jendela ferry.