KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat inflasi pada tahun 2022 dikhawatirkan melampaui target pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Adapun, target inflasi yang ditetapkan oleh otoritas fiskal dan moneter pada tahun ini sebesar 2% yoy hingga 4% yoy. Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, inflasi pada tahun 2022 akan di atas 4% yoy. Dengan kondisi ini, David pun mengimbau pemerintah dan BI untuk melakukan revisi target inflasi dalam negeri yang tercantum dalam asumsi dasar ekonomi makro di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. “Ini tergantung dengan kondisi eksternal yang penuh ketidakpastian, juga terkait dengan kebijakan di dalam negeri dan pergerakan harga-harga dalam negeri. Pada tahun ini, inflasi bisa ada di atas 4% yoy,” ujar David kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Baca Juga: BI: Kredit Perbankan Capai Rp 5.848,7 Triliun Per Maret 2022 Menurut David, faktor penyundut inflasi pada tahun ini dari eksternal adalah peningkatan harga-harga komoditas akibat perang Rusia dan Ukraina, serta yang terbaru adalah kuncitara yang terjadi di China. Penguncian yang dilakukan China membuat kinerja manufaktur di negara tirai bambu tersendat. Imbasnya, akan mendorong terbatasnya pasokan bahan baku dan bahan setengah jadi yang kemudian akan meningkatkan harga kelompok tersebut. “Ini akan memengaruhi proses produksi negara dunia, termasuk Indonesia. Belum lagi, permintaan sudah meningkat, maka ini akan berpengaruh lebih tinggi ke inflasi,” tambah David. Sedangkan di dalam negeri, David menyoroti wacana peningkatan sejumlah harga oleh pemerintah, seperti kenaikan LPG 3 kg, bahan bakar minyak (BBM) pertalite, maupun tarif listrik.