Berpotensi Menang Tender Proyek IKN, Begini Dampaknya Bagi Kinerja Adhi Karya (ADHI)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), berpotensi kembali meraih cuan dari proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baru-baru ini ADHI berpeluang memenangkan tender proyek Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di IKN Nusantara. Hal ini berdasarkan data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian PUPR.

Dari data tersebut, ADHI terpilih sebagai pemenang tender proyek rumah tapak jabatan menteri di IKN dengan harga penawaran Rp 493,75 miliar dari pagu paket senilai Rp 509,1 miliar.


Saat ini, tender proyek tersebut sedang dalam masa sanggah. Jika tidak ada perubahan, maka ADHI akan ditetapkan sebagai pemenang tender. Prosesi penandatanganan kontrak dijadwalkan akan berlangsung pada 7 Desember 2022.

KONTAN mencoba mengonfirmasi ke Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto, namun ia belum bisa berkomentar perihal laporan tersebut. “Kami konfirmasi dahulu info ini,” kata dia, Kamis (1/12) malam.

Baca Juga: Adhi Karya Berpotensi Menang Tender Proyek Rumah Tapak Menteri di KIPP IKN

Dalam berita sebelumnya, ADHI pernah memenangkan dua proyek IKN Nusantara. Pertama, pembangunan hunian pekerja konstruksi dengan nilai kontrak sebesar Rp 567 miliar. Di sana, ADHI akan menghadirkan 22 tower rumah susun 4 lantai yang dapat menampung 17.000 pekerja.

Kedua, pembangunan pelindung tumbukan kapal (fender) dan bangunan pelengkap Jembatan Pulau Balang dengan nilai kontrak Rp 291 miliar. Proyek ini merupakan sarana konektivitas antara Balikpapan dan lokasi IKN Nusantara yaitu Penajam Paser Utara.

Dihubungi terpisah, Senior Investment Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji mengatakan, IKN Nusantara pada dasarnya dapat menjadi salah satu sumber pendapatan baru bagi emiten-emiten BUMN karya, termasuk ADHI. Sebab, proyek IKN bakal berlangsung dalam jangka waktu panjang dan biasanya perusahaan BUMN akan mendapat prioritas untuk menggarap proyek tersebut.

“Proyek-proyek IKN yang berlangsung masif akan berdampak positif pada peningkatan kinerja ADHI di masa depan,” ujar dia, Kamis (1/12).

Meski prospeknya positif, investor tetap bakal mencermati kondisi arus kas (cash flow) ADHI yang cukup aktif menggarap proyek-proyek strategis nasional, termasuk proyek infrastruktur di IKN Nusantara. Apalagi, emiten-emiten konstruksi seperti ADHI umumnya memiliki tingkat Debt to Equity (DER) rasio yang tergolong tinggi.

Sentimen-sentimen tersebut berdampak pada pergerakan harga saham ADHI yang akhir-akhir ini menunjukkan tren penurunan.

 
ADHI Chart by TradingView

Mengutip RTI, harga saham ADHI ditutup naik 0,96% ke level Rp 525 per saham pada Kamis (1/12). Akan tetapi, harga saham ADHI telah turun 5,41% dalam satu bulan terakhir. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), harga saham ADHI sudah anjlok 21,15%.

“Untuk itu, investor tentu berharap ADHI bisa meningkatkan likuiditasnya agar kondisi cash flow tetap sehat, sembari terus meningkatkan kinerja pendapatannya,” pungkas Nafan.

Sekadar catatan, ADHI telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 19,1 triliun hingga Oktober 2022 atau naik 51% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yakni sebesar Rp 12,7 triliun.

Kontribusi kontrak baru ADHI masih didominasi oleh lini bisnis engineering dan konstruksi dengan porsi sebesar 90%. Kemudian disusul oleh kontrak baru dari lini bisnis properti sebesar 9%, sedangkan sisanya berasal dari lini bisnis lainnya.

Berdasarkan tipe pekerjaannya, kontrak baru ADHI per Oktober lalu berasal dari proyek jalan dan jembatan sebesar 26%, proyek gedung sebesar 30%, dan proyek infrastruktur lainnya seperti bendungan, bandara, jalur kereta api, proyek energi, serta proyek lainnya sebesar 44%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari