Bersaing, bisnis laundry tetap cerah



JAKARTA. Laundry menjadi ladang bisnis yang menggiurkan, terutama di perkotaan. Maklum, aktivitas warga yang padat menyebabkan mereka menyerahkan urusan cuci dan setrika pakaian kepada penyedia jasa laundry.  Makanya, pelaku bisnis ini tumbuh subur di perkotaan.

Bahkan, tak sedikit pemilik usaha yang menawarkan kerjasama kemitraan. Alhasil, persaingan di bisnis laundry pun semakin ketat. Kali ini, KONTAN mengulas kembali tiga kemitraan laundry, yakni Limas Shop, Beach Laundry, dan Citi1 Laundry. Usaha ketiga kemitraan ini   termasuk cukup berkembang. Adalah menarik untuk mencermati strategi yang mereka terapkan sehingga mereka bisa bersaing.

Limas Shop


Usaha binatu ini berdiri sejak April 2010 di Jakarta Timur. Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan Limas Shop pada awal 2013, tercatat sudah ada 44 gerai yang beroperasi. Seluruhnya gerai kepunyaan mitra.

Dalam waktu sembilan bulan terakhir, Limas Shop berhasil menambah dua gerai baru milik mitra. Jadi, sekarang ini, sudah ada 50 gerai. Pemilik Limas Shop, Mia Arsofthin mengatakan, usahanya bisa berkembang, karena sistem kemitraan yang ia terapkan termasuk mudah.

Mitra bebas menggunakan merek usaha di luar Limas Shop, bebas membeli bahan baku dari luar, dan tidak dipungut biaya royalti. "Menurut saya, mitra memang lebih senang kalau mereka dibebaskan, jadi bisa memilih merek usaha sendiri atau beli deterjen sendiri," bebernya.

Namun, mitra tetap bisa membeli bahan baku dari pusat yang setahun ini harganya tidak naik dan masih sama dengan harga tahun lalu. Supaya bisa menggandeng lebih banyak mitra dari segmen ekonomi yang lebih luas, Mia menambah pilihan paket usaha.

Sebelumnya, hanya ada tiga paket usaha yang ditawarkan, dengan besaran investasi berkisar Rp 27 juta hingga Rp 57 juta. Kini, ada tambahan dua paket usaha, yaitu usaha binatu kampus, dan profesional binatu.

Paket usaha binatu kampus seharga Rp 28 juta ditujukan bagi mahasiswa yang ingin memulai berwirausaha. Sementara, paket profesional binatu menyasar pengelola hotel, dengan nilai investasi Rp 60 juta.

Sejauh ini, tarif laundry di Limas Shop masih sama dibanding tahun lalu, yaitu berkisar Rp 7.000 hingga Rp 10.000 per kg. Meski begitu, Mia mengklaim, omzet mitra terus meningkat. Jika sebelumnya, omzet maksimal hanya Rp 600.000 sehari, sekarang naik menjadi Rp 1,5 juta per hari.

Beach Laundry

Usaha laundry yang bernaung di bawah bendera PT Ghalasa Putera Indonesia ini berkembang pesat. Dalam waktu 1,5 tahun terakhir, kemitraan ini berhasil menambah 56 gerai baru.

Ketika KONTAN mengulas tawaran waralaba ini pada Mei tahun lalu, sudah ada 69 gerai Beach Laundry, yang seluruhnya milik mitra. Sekarang, tercatat ada 125 gerai yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, hingga Papua.

Pemilik Beach Laundry, Andy Rakhmat Santoso menuturkan, bisnis binatu memang berpotensi bagus. "Sekarang, bisnis binatu tidak lagi didominasi masyarakat di kota besar, tapi berbagai pelosok daerah pun sudah membutuhkan jasa binatu," ungkapnya.

Tak heran, Andy mengaku, sampai Maret 2014, sudah ada 10 calon mitra yang inden membuka gerai baru. Maklum, selama ini, ia memang membatasi hanya buka empat gerai baru setiap bulan.

Menurutnya, usaha ini bisa berkembang pesat, karena pihak pusat memproduksi sendiri bahan deterjen. Alhasil,  tarif cucian bisa lebih murah ketimbang kompetitor. Selain itu, bahan baku dan bisnis Beach Laundry sudah punya hak paten. “Kelengkapan izin dan hak paten ini yang membuat mitra percaya pada kami,” ungkap Andy.

Lantaran banyak permintaan kerjasama dari segmen menengah, Andy pun menambah pilihan paket kemitraan. Sebelumnya, Beach Laundry menawarkan paket investasi dengan investasi sebesar Rp 100 juta hingga Rp 160 juta.

Nah, mulai tahun ini, Andy  mengemas paket kerjasama baru, yaitu paket ceria seharga Rp 50 juta, dan paket bombastis senilai Rp 75 juta. Paket baru ini skala usahanya lebih kecil, terlihat dari jumlah mesin cuci dan mesin pengering yang diberikan lebih sedikit.

Sampai sekarang belum ada perubahan tarif laundry, yakni masih berkisar Rp 6.000 - Rp 7.000 per kg. Andy bilang, mitra bisa mengantongi omzet Rp 25 juta per bulan. Kemudian,  omzet pada tahun kedua bisa meningkat menjadi Rp 40 juta per bulan.

Supaya semakin diminati, dan bisa bersaing, Andy berencana menambah varian pewangi yang digunakan, serta meningkatkan kualitas hasil cucian. Andy optimistis, Beach Laundry bisa menggaet 60 - 80 mitra baru pada 2014.

Selain itu, tahun depan, Beach Laundry berencana membuka gerai di Malaysia atau Thailand. “Saya sudah berkunjung ke dua negara itu dan sedang mengurus izin untuk membuka gerai di sana,” imbuhnya.

Citi1 Laundry

Citi1 Laundry berdiri di bawah PT Pro Teknologi yang berpusat di Tangerang, Banten. Jasa laundry ini beroperasi sejak Desember 2012. Seperti kemitraan laundry lainnya, Pro Teknologi pun tak memiliki gerai pusat. Jadi, semuanya milik mitra. "Sejak awal, kami hanya fokus menawarkan dan mengelola waralaba usaha," papar Dedi Setiadi, pemilik Pro Teknologi.

Citi1 Laundry menawarkan jasa cuci pakaian dengan sistem satuan maupun kiloan. KONTAN pernah mengulas tawaran waralaba usaha ini pada Desember 2012. Waktu itu, pihak pusat belum berhasil menggaet mitra, karena terbilang baru. Kini, sudah ada dua gerai milik mitra yang beroperasi di Jakarta.

Dedi mengakui, usahanya belum berkembang begitu pesat, karena brand usaha ini pun belum terlalu dikenal masyarakat. Makanya, kini, pihak pusat sedang fokus mempromosikan Citi1 Laundry. “Kami sedang fokus pada branding usaha ini supaya lebih dikenal pasar,” ujarnya.

Untuk mencapai target tersebut, Dedi bilang, ia cukup gencar publikasi di berbagai media cetak. Selain itu, ia terus memperkuat kinerja dan mendongkrak omzet gerai mitra yang sudah beroperasi. Salah satu caranya, dengan membuat dekorasi dan konsep gerai yang lebih menarik dan nyaman bagi pelanggan.

Makanya, ia optimistis, dapat menggaet tiga mitra baru hingga penghujung tahun ini. “Tahun depan, kita akan lebih ekspansi lagi, karena kita prediksi branding kita sudah lebih besar,” klaim Dedi.

Tawaran investasi dari Citi1 Laundry umumnya masih sama dibanding tahun lalu, yaitu ada tiga paket. Pertama, paket minimalis sebesar Rp 105 juta, lalu paket medium seharga Rp 175 juta, dan paket besar dengan investasi Rp 300 juta. Hanya, tahun lalu, paket medium masih dibuka seharga Rp 150 juta.

“Harga paket investasi lebih tinggi, karena pada paket medium kami menggunakan mesin cuci yang lebih efektif dan kapasitasnya lebih besar,” jelas Dedi. Sebagai gambaran, untuk paket minimalis, kapasitas cuci per hari sekitar 100 potong pakaian, sementara paket medium 200 potong, dan paket besar 400 potong.

Tarif cuci satuan di Citi1 Laundry rata-rata Rp 19.000 per potong, sedangkan tarif kiloan berkisar Rp 7.000 - Rp 10.000 per kilogram (kg).  Dedi mengklaim, satu gerai Citi1 Laundry bisa mencetak omzet Rp 15 juta - Rp 70 juta per bulan, dengan perkiraan balik modal selama 12 bulan hingga 18 bulan.                    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri