KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah sedang mempersiapkan strategi agar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam lebih dilirik investor, dibandingkan KEK di Johor Bahru yang dibangun Malaysia dan Singapura. Sekeretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menyampaikan, pemerintah akan mempertimbangkan terkait dampak kenaikan tarif listrik di Batam, apakah akan mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi atau tidak. “Mereka (investor) membandingkan tarif listrik dan air di Batam dengan yang lain. Kita harus hitung ulang nih. Karena kalau enggak ya, kita nggak kompetitif lagi, karena investasi sekarang lagi banyak-banyaknya ini ke Batam,” tutur Susi kepada awak media, Kamis (25/7).
Mulai bulan Juli ini, pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) penetapan penyesuaian tarif tenaga listrik (tarif adjustment) PT PLN Batam sebesar 6% hingga 9,83%. Tarif baru ini berlaku sejak Juli 2024. Baca Juga: Ada Usulan Kawasan Ekonomi di IKN Nusantara, Bareng Tujuh Usulan KEK Baru Selain itu, pemerintah juga akan mempertimbangkan masukan terkait insentif fiskal yang diberikan kepada investor di kawasan KEK yakni tax holiday dan tax allowance. Pun dengan fasilitas pajak impor juga akan turut dievaluasi. “Kemudian yang terkait dengan insentif non fiskal, masalah golden visa, masalah-masalah penggunaan tenaga asing, dan sebagainya yang relatif sebenarnya di KEK sudah kita istimewakan,” tambahnya. Sebelumnya, Plt Kepala Biro Komunikasi Kerja sama dan Komunikasi Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK, Bambang Wijinarko mengatakan saat ini pihaknya tengah mempertimbangkan penambahan insentif di KEK Batam. Baca Juga: Malaysia-Singapura Bikin KEK, Pemerintah Pertimbangkan Tambahan Insentif KEK Batam