Bersaing dengan penjaja bunga di Dago (3)



Meski harus bersaing ketat, para pedagang bunga di  sentra bunga Jalan Wastukancana, Bandung, selalu menjaga persaingan sehat. Tidak ada yang bertindak saling menjatuhkan dengan cara mematok harga jauh lebih rendah.  Heri Hidayat, pemilik Toko Bunga Dahlia, mengklaim, para pedagang di sentra ini terbilang kompak. "Meskipun setiap pedagang menawarkan harga yang bersaing, kisaran harganya masih wajar," ujarnya. Selain itu, mereka punya wadah Koperasi Pasar Bunga Jalan Wastukancana. Koperasi ini tak hanya menjadi wadah menyetor retribusi, tapi juga menjadi penengah jika sampai terjadi persoalan antar pedagang.  Menurut Heri, tantangan dan persaingan berat saat ini justru datang dari pedagang di luar sentra Wastukancana. Pesaing ini merujuk penjaja bunga di sepanjang Jalan Ir Juanda alias Dago. Beberapa tahun terakhir ini, semakin banyak pedagang bunga eceran yang menjajakan bunga kepada pengendara dan pejalan kaki yang melewati Jalan Dago. "Justru saingan kami, ya, pedagang dari situ. Orang-orang luar Bandung belum tentu tahu Wastukancana. Jadi, saat lewat Dago, mereka beli bunga di situ," tutur Heri.Memang, Jalan Dago relatif populer dan kerap dilalui pengunjung yang berasal dari luar kota. Dengan situasi seperti ini, para pedagang memilih memaksimalkan pelanggan yang ada dan warga sekitar Bandung yang mengenal sentra di Wastukancana.Itu sebabnya, mereka selalu menjaga kualitas bunga tetap segar, sehingga pelanggan tidak kecewa. "Kalau mereka puas, mereka juga senang merekomendasikan toko kami ke teman atau kerabatnya," imbuh Heri.Nah, supaya bunga tetap segar, Heri biasa merendam bunga yang belum terjual dengan air bersih selama semalam penuh. Memang, cara ini tidak memperpanjang umur bunga, namun setidaknya bunga bisa terlihat lebih segar. Pedagang lainnya, Eet Royani, bilang, tantangan dalam berjualan bunga memang terkait sifatnya yang cepat layu. "Kalau anggrek sudah berumur lima hari, biasanya sudah layu, jadi tidak bisa dijual. Apalagi mawar, umurnya hanya tahan tiga hari," beber perempuan yang sudah berjualan di sentra ini sejak tahun 1993.Kata Eet, karena usia bunga relatif singkat, makanya pedagang harus jeli melihat kondisi pasar. Jadi, saat sedang sepi dan tidak ada momen besar, sebaiknya tidak memesan bunga dalam jumlah banyak.Menurutnya, ada saat-saat pesanan ramai. Misalnya ketika jelang Lebaran Kurban, karena banyak orang menghelat pernikahan. Nah, pada momen seperti ini, pesanan bunga untuk dekorasi acara pernikahan melonjak. Alhasil, omzetnya bisa naik dua kali lipat. Heri menyatakan, pembeli juga ramai saat hari raya dan Valentine. "Saat seperti ini, omzet saya bisa meningkat 50%," ucapnya. (Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini