Diajeng Solo masih berumur tiga tahun, namun si empunya usaha, Ferry Kurniawan, sudah mencecap manisnya usaha ini. Omzet usaha batik Solo buatannya sudah mencapai Rp 100 juta per bulan. Sebagai pengusaha, ia tentu harus mencetak untung sebesar-besarnya. Namun nyatanya pria kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, ini tidak serakah dan lupa diri. Contoh saja, jika sedang banyak pesanan produksi batik dan karyawannya sudah kewalahan, Ferry sering merekomendasikan ke pembatik lainnya yang juga ada di Solo, Jawa Tengah. "Antara para perajin batik di Solo biasanya kami saling berbagi pekerjaan ketika sedang sepi pesanan," ujar pria berusia 28 tahun ini. Melihat pangsa pasar batik yang masih besar, banyak perajin batik yang kian sadar dengan makin bertambahnya pesaing. Ferry bilang, makin banyak warga Solo yang serius mengembangkan batik, baik sebagai perajin atau sebagai pedagang batik. "Manfaat paling nyata dari tumbuhnya industri batik di Solo adalah penyerapan tenaga kerja," ujar Ferry.
Bersaing sehat dengan kompetitor agar makin sukses
Diajeng Solo masih berumur tiga tahun, namun si empunya usaha, Ferry Kurniawan, sudah mencecap manisnya usaha ini. Omzet usaha batik Solo buatannya sudah mencapai Rp 100 juta per bulan. Sebagai pengusaha, ia tentu harus mencetak untung sebesar-besarnya. Namun nyatanya pria kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, ini tidak serakah dan lupa diri. Contoh saja, jika sedang banyak pesanan produksi batik dan karyawannya sudah kewalahan, Ferry sering merekomendasikan ke pembatik lainnya yang juga ada di Solo, Jawa Tengah. "Antara para perajin batik di Solo biasanya kami saling berbagi pekerjaan ketika sedang sepi pesanan," ujar pria berusia 28 tahun ini. Melihat pangsa pasar batik yang masih besar, banyak perajin batik yang kian sadar dengan makin bertambahnya pesaing. Ferry bilang, makin banyak warga Solo yang serius mengembangkan batik, baik sebagai perajin atau sebagai pedagang batik. "Manfaat paling nyata dari tumbuhnya industri batik di Solo adalah penyerapan tenaga kerja," ujar Ferry.