Meski dikenal dengan nama kursi pantai, bukan berarti kursi itu digunakan di pantai saja. Kursi pantai banyak dipakai untuk hiasan di tepi kolam renang hotel, bungalo, apartemen, hingga restoran. Omzet dari pembuatan kursi pantai itu bisa puluhan juta rupiah per bulan.Bergairahnya industri pariwisata membawa berkah bagi produsen kursi, termasuk pembuat kursi pantai. Itu, lo, kursi dengan sandaran yang bisa dinaik-turunkan hingga 180 derajat. Populer disebut kursi pantai karena kursi biasanya diletakkan di resor-resor yang terletak di tepi pantai. Sebenarnya, kursi ini tak hanya untuk di pantai. Jadi kursi di pinggiran kolam renang pun juga ciamik. Salah satu produsen kursi pantai yang menikmati berkah itu adalah Ben Slamet, pemilik CV Rindu Maranatha di Denpasar, Bali. Ben sudah membuka usaha pembuatan kursi pantai itu sejak 10 tahun lalu. Ia memulai usaha ini karena melihat potensi pasar kursi pantai yang besar di Bali. Setelah 10 tahun berusaha, kini, pesanan kursi pantai buatan Ben bersama enam pekerjanya itu sudah mejeng di berbagai resor, hotel, bungalo, dan pengelola apartemen ternama di Bali. Ben menjual kursi pantai itu dengan harga beragam. Namun rata-rata harga kursi pantai berbahan kayu jati dibanderol mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta per unit, tergantung kerumitan pembuatan. "Per bulan kami bisa meraih omzet hingga Rp 80 juta," kata Ben. Omzet sebesar itu diperoleh Ben dari pesanan kursi pantai sebanyak 36 buah. Setiap tahun pesanan kursi pantai itu naik hingga 20%. Tahun ini saja, Ben sedang bernegosiasi dengan pengelola hotel yang ada di Bandung dan Bogor. "Sekarang kami sedang negosiasi dan soal harga belum ada kata putus," kata Ben yang memproduksi kursi pantai ukuran 105 centimeter (cm) x 65 cm x 90 cm itu. Produsen kursi pantai lainnya adalah, Andrew Irwandy, pemilik Tirta Jati Furniture di Cengkareng, Jakarta Barat. Walaupun baru setahun memproduksi kursi pantai dari kayu jati, namun Andrew sudah mulai merasakan kenyamanan berbisnis kursi pantai tersebut.Andrew bilang, sejak membuka usaha pada 2010 lalu, kursi pantai yang ia produksi banyak menghiasi kolam renang, contohnya: di Shinju Apartment, Apartemen Slipi, Podomoro City, Hotel Lembah Sarimas serta dari restoran Sushi Miya8i, dan Warung O'nals.Selain menjual kursi pantai itu untuk segmen pasar properti, Tirta Jati Furniture juga menyalurkannya lewat pengencer furnitur. Namun untuk ke pedagang furnitur, Andrew menawarkan harga lebih murah agar kursi pantai dari kayu jati buatannya cepat laku. Maklum, kursi pantai buatan Andrew belum selaris buatan Ben. Dia mengaku dalam sebulan paling-paling hanya bisa menjual antara tujuh sampai 10 kursi. "Penjualan saya ini sangat tergantung pesanan," kata Andrew.Soal harga jual, Andrew membanderolnya mulai dari harga Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per unit. Jika Andrew bisa menjual tujuh sampai 10 kursi per bulan, setidaknya Andrew bisa mendulang omzet mulai dari Rp 7 juta sampai Rp 20 juta per bulan. Baik Ben maupun Andrew, keduanya sepakat melihat besarnya peluang bisnis kursi pantai tersebut. Andrew bilang, pasar kursi pantai itu bakal berkembang seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata dan juga sektor properti. "Belakangan ini pembangunan apartemen juga semakin banyak," kata Andrew. Pembangunan kolam renang di apartemen jelas butuh kursi pantai sebagai tempat istirahat para perenang. Karena itu, Ben dan Andrew sama-sama optimistis, bisnis ini masih bakal berkembang lebih baik di masa mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bersandar nyaman di bisnis pembuatan kursi pantai
Meski dikenal dengan nama kursi pantai, bukan berarti kursi itu digunakan di pantai saja. Kursi pantai banyak dipakai untuk hiasan di tepi kolam renang hotel, bungalo, apartemen, hingga restoran. Omzet dari pembuatan kursi pantai itu bisa puluhan juta rupiah per bulan.Bergairahnya industri pariwisata membawa berkah bagi produsen kursi, termasuk pembuat kursi pantai. Itu, lo, kursi dengan sandaran yang bisa dinaik-turunkan hingga 180 derajat. Populer disebut kursi pantai karena kursi biasanya diletakkan di resor-resor yang terletak di tepi pantai. Sebenarnya, kursi ini tak hanya untuk di pantai. Jadi kursi di pinggiran kolam renang pun juga ciamik. Salah satu produsen kursi pantai yang menikmati berkah itu adalah Ben Slamet, pemilik CV Rindu Maranatha di Denpasar, Bali. Ben sudah membuka usaha pembuatan kursi pantai itu sejak 10 tahun lalu. Ia memulai usaha ini karena melihat potensi pasar kursi pantai yang besar di Bali. Setelah 10 tahun berusaha, kini, pesanan kursi pantai buatan Ben bersama enam pekerjanya itu sudah mejeng di berbagai resor, hotel, bungalo, dan pengelola apartemen ternama di Bali. Ben menjual kursi pantai itu dengan harga beragam. Namun rata-rata harga kursi pantai berbahan kayu jati dibanderol mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta per unit, tergantung kerumitan pembuatan. "Per bulan kami bisa meraih omzet hingga Rp 80 juta," kata Ben. Omzet sebesar itu diperoleh Ben dari pesanan kursi pantai sebanyak 36 buah. Setiap tahun pesanan kursi pantai itu naik hingga 20%. Tahun ini saja, Ben sedang bernegosiasi dengan pengelola hotel yang ada di Bandung dan Bogor. "Sekarang kami sedang negosiasi dan soal harga belum ada kata putus," kata Ben yang memproduksi kursi pantai ukuran 105 centimeter (cm) x 65 cm x 90 cm itu. Produsen kursi pantai lainnya adalah, Andrew Irwandy, pemilik Tirta Jati Furniture di Cengkareng, Jakarta Barat. Walaupun baru setahun memproduksi kursi pantai dari kayu jati, namun Andrew sudah mulai merasakan kenyamanan berbisnis kursi pantai tersebut.Andrew bilang, sejak membuka usaha pada 2010 lalu, kursi pantai yang ia produksi banyak menghiasi kolam renang, contohnya: di Shinju Apartment, Apartemen Slipi, Podomoro City, Hotel Lembah Sarimas serta dari restoran Sushi Miya8i, dan Warung O'nals.Selain menjual kursi pantai itu untuk segmen pasar properti, Tirta Jati Furniture juga menyalurkannya lewat pengencer furnitur. Namun untuk ke pedagang furnitur, Andrew menawarkan harga lebih murah agar kursi pantai dari kayu jati buatannya cepat laku. Maklum, kursi pantai buatan Andrew belum selaris buatan Ben. Dia mengaku dalam sebulan paling-paling hanya bisa menjual antara tujuh sampai 10 kursi. "Penjualan saya ini sangat tergantung pesanan," kata Andrew.Soal harga jual, Andrew membanderolnya mulai dari harga Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per unit. Jika Andrew bisa menjual tujuh sampai 10 kursi per bulan, setidaknya Andrew bisa mendulang omzet mulai dari Rp 7 juta sampai Rp 20 juta per bulan. Baik Ben maupun Andrew, keduanya sepakat melihat besarnya peluang bisnis kursi pantai tersebut. Andrew bilang, pasar kursi pantai itu bakal berkembang seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata dan juga sektor properti. "Belakangan ini pembangunan apartemen juga semakin banyak," kata Andrew. Pembangunan kolam renang di apartemen jelas butuh kursi pantai sebagai tempat istirahat para perenang. Karena itu, Ben dan Andrew sama-sama optimistis, bisnis ini masih bakal berkembang lebih baik di masa mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News