Bersiap Hadapi Risiko Kredit, Perbankan Makin Gencar Memupuk Pencadangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemungkinan naiknya risiko kredit di perbankan diprediksi bakal terjadi. Beberapa langkah perlu disiapkan oleh bank untuk menatap kondisi tersebut, salah satunya mempertebal pencadangan (CKPN).

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara mengatakan, OJK telah meminta perbankan mempersiapkan CKPN yang memadai untuk mengantisipasi terjadinya potensi peningkatan risiko.

“Selama masa periode suku bunga yang relatif tinggi,” ujar Mirza.


Maklum, rasio kredit macet (NPL) perbankan tercatat mulai ada tren kenaikan. NPL net perbankan sebesar 0,8% di Juli 2023 dan pada Juni 2023 masih di level 0,77%, sementara NPL gross sebesar 2,51% dari bulan sebelumnya 2,44%. 

Baca Juga: BNI Catat Kredit Macet Segmen Korporasi Terus Melandai

Direktur Manajemen Risiko PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Setiyo Wibowo sepakat bahwa memang saat ini perlu menambah provisi alias CKPN. Ini sejalan dengan adanya risiko kredit yang naik akibat banyak restrukturisas Covid-19 yang berakhir di 2023.

“Pertengahan tahun CKPN turun karena sudah terpakai untuk cover NPL yang mulai jatuh karena program restrukturisasi yang mulai jatuh tempo,” ujarnya.

Memang, CKPN coverage bank yang fokus pada kredit propert tersebut mengalami penurunan di Juni 2023 jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun. Di Juni 2023, CKPN coverage dari BTN ada di level 139,12%, sementara akhir 2022 ada di level 155,65%.

“Kami sudah merencanakan akan terus menambah CKPN mendekati 150% sampai akhir tahun 2023,” ujar Setiyo.

Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada bilang saat ini tren CKPN juga turun di bank yang berdiri tahun 1946 ini. Menurutnya, itu dampak dari kondisi kualitas portfolio kredit BNI terus membaik.

David menyebutkan BNI juga sudah menyiapkan CKPN coverage rasio yang kuat sampai dengan saat ini di atas 300%. Secara pasti, CKPN coverage BNI di Juni 2023 ada di level 308,8%.

“Kami tetap hati-hati untuk terus menjaga coverage CKPN dan tidak langsung menurunkan secara agresif,” ujar David.

Baca Juga: BNI Beberkan Faktor Pendorong Kredit Macet Segmen Korporasi yang Terus Melandai

Ia bilang pihaknya bakal terus mereview CKPN coverage untuk setiap debitur dan akan menyesuaikan coveragenya sesuai dengan profil risiko yang terbaru. Sampai dengan akhir tahun, proyeksi Cost of Credit akan menurun ke level 1,4% - 1,5%.

Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Agustya Hendy Bernadi bilang pencadangan CKPN akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan strategi perseroan. Disamping itu, strategi BRI juga akan terus memperhatikan dan mencermati dinamika perkembangan di pasar.

Dalam hal ini, Hendy bilang BRI memproyeksikan ke depan kondisi perekonomian akan membaik pasca pandemi. Ini tercermin dari hasil riset Indeks Bisnis UMKM BRI, memasuki Q3 2023, Indeks Ekspektasi Bisnis UMKM tetap berada di level yang tinggi.

“ke depan BRI akan terus menjaga kualitas kredit yang disalurkan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi