KONTAN.CO.ID - Era bunga tinggi bakal segera berakhir. Pasalnya, The Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Mengutip
Yahoo News, jika Fed melonggarkan kebijakan moneter pada pertemuan berikutnya pada 18 September 2024 seperti yang diharapkan, hal itu secara resmi akan menandai berakhirnya kampanye melawan inflasi paling agresif sejak 1980-an. Suku bunga acuan Fed saat ini berada di kisaran 5,25% hingga 5,5%, tertinggi dalam 23 tahun.
Era baru
easy money (uang mudah) bank sentral diperkirakan akan berlangsung hingga 2025 dan 2026. Pergeseran itu akan berdampak pada ekonomi AS di mana warga Amerika akan lebih murah dalam meminjam uang untuk membeli rumah dan mobil atau pembelian dengan kartu kredit. Para pelaku bisnis juga akan lebih mudah mengambil pinjaman untuk mendanai operasi mereka. Bagi Pimpinan Fed Jerome Powell, titik balik ini memungkinkannya untuk mengklaim sebuah prestasi yang tidak pernah dilakukan oleh para pendahulunya, termasuk idolanya yang memerangi inflasi Paul Volcker. Powell telah mengatakan betapa ia mengagumi Volcker, yang menaikkan suku bunga hingga 22% pada tahun 1980-an dalam upaya untuk mengendalikan inflasi. Namun Volcker tidak dapat menghindari resesi karena suku bunganya yang tinggi berdampak pada jutaan orang Amerika dan bisnis.
Baca Juga: Menata Kembali Portofolio Investasi Jelang Pemangkasan Suku Bunga AS Powell mengalami momen Volcker-nya sendiri pada tahun 2022 ketika ia mengeluarkan peringatan "rasa sakit" saat Fed melakukan kampanye kenaikan suku bunga secara berlebihan. Powell kemudian mengalami krisis perbankan pada musim semi tahun 2023 yang menguji bank sentral saat berupaya meredakan kepanikan di antara para deposan bank di seluruh AS.
Namun, tujuan yang kini dapat dicapainya adalah "soft landing" yang sangat langka, di mana inflasi turun kembali ke target Fed sebesar 2% tanpa memaksa ekonomi AS mengalami penurunan yang menyakitkan. Esther George, mantan presiden Kansas City Fed, mengatakan bahwa Fed tidak akan menyelesaikan tugasnya hingga mengamankan target inflasi 2%. "Mereka mungkin berada di jalur emas, tetapi bagi saya, [masih] terlalu dini untuk mengatakan bahwa kita tahu jalur yang kita tempuh," kata George. "Kredibilitas Fed dalam mencapai 2% semakin terlihat jelas, tetapi kita belum sampai di sana."
Baca Juga: Tangkap Peluang Cuan dari Tabungan dan Deposito Valas Bunga Hingga 5,50% p.a Editor: Barratut Taqiyyah Rafie