TOKYO. Kerja sama bisnis antara Volkswagen AG (VW) dan Suzuki Motor Corp. terancam tidak akan jalan karena kedua pihak sedang bersitegang.Asal mula kesalahpahaman terjadi pada Maret lalu ketika VW menyatakan dalam laporannya, kerja sama bisnis ini akan membuat pengaruh finansial dan kebijakan operasional VW terhadap Suzuki akan meningkat signifikan. Pernyataan ini membuat pihak Suzuki gerah. Sejak saat itu, kedua pihak berseteru di ranah publik. "Volkswagen tidak melakukan pembicaraan dengan kami dan memang tidak ada rencana untuk itu," ujar Osamu Suzuki Pimpinan Toyota di Hamamatsu. Awalnya, kemitraan itu dimaksudkan untuk menggabungkan posisi Suzuki yang menjadi pemimpin pasar kendaraan di India dengan VW yang memiliki jangkauan penjualan global sebagai produsen mobil terbesar ketiga di dunia. Perjanjian kesepakatan itu telah ditandatangani pada Desember 2009, dengan VW mengambil alih saham Suzuki sebesar 20%. Kerjasama ini bertujuan untuk bersama-sama mengembangkan teknologi mobil hibrida dan mobil listrik serta sebagai langkah ekspansi di pasar negara berkembang. Namun hampir dua tahun setelah penandatanganan nyatanya belum ada satu proyek pun yang berjalan. Langkah kerjasama itu sejatinya dilakukan VW untuk mengungguli Toyota Motor Corp dan General Motors Co. sebagai pembuat mobil terbesar di dunia pada 2018 dan menargetkan peningkatan penjualan di India. Suzuki di tahun fiskal 2010 yang berhasil menjual 2.64 juta unit mobil itu, sebanyak 1,13 juta unit di antaranya terjual di India. Sementara itu, VW hanya berhasil menjual 53.300 unit mobil di negara itu tahun lalu. "VW berpotensi besar untuk mundur dari kerja sama itu dan mencari rekanan lain atau berjalan sendiri, dengan risiko membutuhkan biaya yang lebih mahal," ujar Aleksej Wunrau, analis BHF Bank AG di Frankfurt.
Bersitegang, kerja sama VW dan Suzuki untuk garap pasar di India terancam bubar
TOKYO. Kerja sama bisnis antara Volkswagen AG (VW) dan Suzuki Motor Corp. terancam tidak akan jalan karena kedua pihak sedang bersitegang.Asal mula kesalahpahaman terjadi pada Maret lalu ketika VW menyatakan dalam laporannya, kerja sama bisnis ini akan membuat pengaruh finansial dan kebijakan operasional VW terhadap Suzuki akan meningkat signifikan. Pernyataan ini membuat pihak Suzuki gerah. Sejak saat itu, kedua pihak berseteru di ranah publik. "Volkswagen tidak melakukan pembicaraan dengan kami dan memang tidak ada rencana untuk itu," ujar Osamu Suzuki Pimpinan Toyota di Hamamatsu. Awalnya, kemitraan itu dimaksudkan untuk menggabungkan posisi Suzuki yang menjadi pemimpin pasar kendaraan di India dengan VW yang memiliki jangkauan penjualan global sebagai produsen mobil terbesar ketiga di dunia. Perjanjian kesepakatan itu telah ditandatangani pada Desember 2009, dengan VW mengambil alih saham Suzuki sebesar 20%. Kerjasama ini bertujuan untuk bersama-sama mengembangkan teknologi mobil hibrida dan mobil listrik serta sebagai langkah ekspansi di pasar negara berkembang. Namun hampir dua tahun setelah penandatanganan nyatanya belum ada satu proyek pun yang berjalan. Langkah kerjasama itu sejatinya dilakukan VW untuk mengungguli Toyota Motor Corp dan General Motors Co. sebagai pembuat mobil terbesar di dunia pada 2018 dan menargetkan peningkatan penjualan di India. Suzuki di tahun fiskal 2010 yang berhasil menjual 2.64 juta unit mobil itu, sebanyak 1,13 juta unit di antaranya terjual di India. Sementara itu, VW hanya berhasil menjual 53.300 unit mobil di negara itu tahun lalu. "VW berpotensi besar untuk mundur dari kerja sama itu dan mencari rekanan lain atau berjalan sendiri, dengan risiko membutuhkan biaya yang lebih mahal," ujar Aleksej Wunrau, analis BHF Bank AG di Frankfurt.