Bertahun-tahun Kontraksi, Ekonomi Korea Utara Akhirnya Menguat di Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - Bank sentral Korea Selatan memperkirakan bahwa ekonomi Korea Utara berhasil menguat di tahun 2023 setelah bertahun-tahun mengalami kontraksi.

Dalam laporannya hari Jumat (26/7), Bank of Korea (BOK) memprediksi produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2023 meningkat sebesar 3,1% secara riil.

Berdasarkan catatan BOK, angka itu merupakan persentase pertumbuhan terbesar sejak tahun 2016. Kenaikan itu diduga merupakan hasil dari pelonggaran pembatasan terkait Covid-19.


"Meskipun sanksi ekonomi tetap ada, perekonomian tumbuh berkat pelonggaran pembatasan terkait Covid, pertumbuhan perdagangan dengan China, dan kondisi cuaca yang mendukung," kata pejabat BOK, dikutip Reuters.

Baca Juga: Rusia-Korea Utara Teken Pakta Militer, Korea Selatan Panggil Dubes Rusia

Data menunjukkan, output industri melonjak 4,9%, tercepat dalam tujuh tahun. Angka itu didorong oleh produksi barang-barang logam dan rambut palsu.

Sektor konstruksi tumbuh sebesar 8,2%, terbesar sejak tahun 2002, karena lebih banyak proyek perumahan. Sektor pertanian juga meningkat sebesar 1,0%.

Perkiraan BOK dianggap sebagai salah satu indikator kegiatan ekonomi yang paling dapat diandalkan untuk menilai perekonomian Korea Utara yang sangat tertutup.

Baca Juga: Rusia Ingin Sanksi PBB untuk Korea Utara Dipertimbangkan Kembali

Dukungan China dan Rusia

Meskipun begitu, para ahli yang memberikan penilaian kepada BOK menganggap bahwa perbaikan ekonomi Korea Utara hanya bersifat sementara. 

Kondisi bisa bertahan di level yang baik jika Pyongyang berhasil mempertahankan kerja samanya dengan China dan Rusia.

"Sebagian besar ahli menilai pemulihan pada tahun 2023 hanya bersifat sementara, namun ada juga faktor positif, seperti kemungkinan pertumbuhan lebih lanjut dalam perdagangan dengan China dan perluasan kerja sama ekonomi dengan Rusia," kata perwakilan BOK.

Korea Utara dan Rusia bulan lalu sepakat untuk memperluas kerja sama di bidang perdagangan, ekonomi dan investasi. Kedua pemimpin negara juga menandatangani pakta pertahanan bersama.

Baca Juga: Kim Jong Un Mengklaim Ekonomi Korea Utara Mulai Membaik

Sementara itu, perdagangan Korea Utara dengan China berhasil menyumbang 98,3% dari total volume perdagangan Korea Utara.

Perekonomian Korea Utara mengalami kontraksi sebesar 0,2% pada tahun 2022, 0,1% pada tahun 2021, dan 4,5% pada tahun 2020. Semua itu terjadi di tengah pembatasan Covid-19 dan sanksi PBB.

Bulan Januari lalu, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengakui negara gagal menyediakan kebutuhan hidup dasar bagi masyarakat termasuk makanan. Kim menyoroti kondisi itu sebagai masalah politik yang serius.