Bertambah Lagi, Kasus Cacar Monyet Di Jakarta Naik Jadi 14, Kenali Ciri-Cirinya



Cacar Monyet Jakarta- Jakarta. Kasus cacar monyet atau Monkeypox di Jakarta bertambah lagi. Apa saja ciri-ciri cacar monyet di Indonesia?

Diberitakan Kompas.com, jumlah cacar monyet di Jakarta meningkat menjadi sebanyak 14 kasus per 26 Oktober 2023. Jumlah cacar monyet di Jakarta bertambah dari data sebelumnya yang hanya 7 kasus per tanggal 22 Oktober 2023.

"Di Indonesia sendiri sampai hari ini data sampai tadi malam per tanggal 26 (Oktober) kita sudah 14 kasus konfirmasi, labnya sudah positif," kata Maxi dalam konferensi pers secara daring, Kamis (26/10/2023).


Selain itu, sebanyak dua kasus probable lantaran ditemukan gejala maupun kontak erat dengan orang yang sudah terkonfirmasi positif. Namun, dua orang ini belum diambil sampel untuk diperiksa di laboratorium.

Adapun kasus suspek cacar monyet di Jakarta sebanyak sembilan, dan kasus yang dinyatakan negatif (discarded) sebanyak 17. "Suspek ini ada gejala dan kita sudah ambil sampel tinggal menunggu hasil. Jadi kasus kita ada 14, tiap hari rata-rata nambah 2-3 kasus," ucap Maxi.

Maxi menjabarkan, sebanyak sembilan dari 14 kasus konfirmasi cacar monyet di Jakarta (64 persen) berusia 25-29 tahun. Sisanya sekitar lima orang atau 36 persen berusia 30-39 tahun.

Baca Juga: Ini Penyebab dan Gejala Monkeypox pada Pasien Cacar Monyet di Indonesia

Ciri-ciri cacar monyet di Indonesia

Sejauh ini, cacar monyet di Indonesia baru terjadi di Jakarta. Berikut ciri-ciri cacar monyet di Indonesia khususnya Jakarta menurut Kemenkes:

  • Lesi pada kulit disertai demam
  • Pembengkakan kelenjar
  • Sakit menelan
  • Sakit otot
  • Menggigil
  • Badan terasa sakit
  • Kelelahan
  • Mual
  • Nyeri di mulut
  • Diare.
"Semua atau 14 kasus itu bergejala, hanya satu yang asimtomatik. Kondisi penyakit penyerta dari 14 itu, 12 orang (mengidap) HIV, di samping HIV ada sifilis. Tapi ada juga satu orang dengan hipertensi," jelas Maxi.

​Vaksinasi cacar monyet

Penularan cacar monyet terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi.

Menyusul penambahan kasus ini, Maxi mengatakan Kementerian Kesehatan bergegas melakukan upaya penanggulangan. Setidaknya ada 3 upaya yang dilakukan diantaranya upaya surveilans, terapeutik dan vaksinasi.

Upaya surveilans dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa. Terapeutik dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus cacar monyet serta pemantauan kondisi pasien.

Selanjutnya, Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi cacar monyet terutama pada populasi yang paling beresiko. Kriteria penerima vaksin cacar monyet adalah laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV.

Vaksinasi cacar monyet rencananya akan dilaksanakan mulai tanggal 24 Oktober 2023 dengan jumlah sasaran sekitar 447 orang. Vaksinasi akan diselenggarakan di Fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta yakni klinik Carlo serta Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Vaksin ini diberikan dalam 2 dosis dengan interval 4 minggu. Adapun jenis vaksin cacar monyet yang akan digunakan adalah vaksin impor yang diproduksi oleh Bavarian Nordic, Denmark dengan merk dagang JYNNEOS®️ kemasan single-dose. Vaksin tersebut telah memiliki Sertifikat Pelulusan Vaksin (Certificate of Release) dari Badan POM terbit 17 Maret 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto