Bertemu Elon Musk, Luhut Beberkan Alasan Tesla Belum Masuk ke Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritimand dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan kembali bertemu dengan Bos Tesla, Elon Musk di San Fransisko, Amerika Serikat untuk menanyakan kepastian investasi Tesla ke Indonesia. 

Dari pertemuan tersebut ia jelaskan bahwa saat ini Tesla memang sedang menunda investasi dari negara manapun termasuk Indonesia. 

Ada dua hal yang menjadi penyebabnya yaitu, pertama, over produksi di mana total produksi Tesla saat ini mencapai 3 juta produksi sementara yang terserap 1,8 juta saja. 


Baca Juga: Elon Musk Akan Datang ke Jakarta, Ini Dua Agenda Penting yang Dibahas

"Elon sudah memutuskan dia tidak mau seperti general motors yang bangkrut karena over supplay. Jadi investasi dia di Meksiko pun di hold dulu tidak berproduksi sampai mereka bisa memahami pasar," jelas Luhut Luhut dalam unggahan sosial media pribadinya, Selasa (15/8). 

Kedua, hal ini terjadi menurutnya karena kondisi ekonomi global yang sedang tidak baik-baik saja. Kemudian terdapat ketegangan geopolitik antara Amereka dan Tiongkok, juga konflik Taiwan. 

"Itu sangat berbahaya menurutnya, untuk itu dia tidak mau resiko. Sehingga dia dengan board nya memutuskan tidak investasi kemana-mana dulu," tambah Luhut. 

Luhut menambahkan, kalaupun jika ada negara lain di Asia yang bekerja sama dengan Tesla, itu tidak lain hanyalah sebagai agen penjualan mobil saja. 

Baca Juga: Luhut: Elon Musk Tertarik Investasi Jaringan Internet Murah di Indonesia

"Kita pun kalau mau buat agen penjualan mobil bisa saja, tetapi bukan itu tujuan utamanya," tegas Luhut. 

Seperti diketahui, Tesla Inc. dikabarkan mendekati kesepakatan awal untuk mendirikan pabrik di Indonesia. Pemberitaan Bloomberg menyebutkan, produsen kendaraan listrik tersebut berencana membangun pabrik dengan kapasitas produksi 1 juta mobil per tahun.  

Hanya saja, Tesla dan Indonesia belum menandatangani kesepakatan pendirian pabrik, sehingga masih ada kemungkinan niatan ini tidak jadi direalisasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .